Bisnis

Budi Karya: Bandara Soeta Tidak Akan Dijual

Oleh : very - Senin, 13/11/2017 11:29 WIB

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. (Foto: Ant)

Jakarta, INDONEWS.ID - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membantah rencana penjualan Bandara Internasional Soekarno-Hatta kepada pihak swasta. Bantahan itu disampaikan Menteri Budi dalam percakapan melalui Whatsapp dengan ekonom senior Rizal Ramli.

“Menteri Perhubungan Budi Karya WA saya, bahwa `Bandara Soeta tidak akan dijual.  Ide-ide lain sedang dibahas. Saya ucapkan terima kasih dan katakan, Marwah NKRI perlu dijaga`,” ujar Rizal kepada redaksi Indonews.id, Jakarta, Minggu (12/11/2017).

Sebelumnya, mantan Menteri Koordinator Kemaritiman Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo ini menentang keras rencana pemerintah menjual Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soeta). Pasalnya, bandara tersebut dinilainya paling menguntungkan, dan karena itu tidak pantas dijual. Ekonom senior ini mengatakan tidak mengerti cara berpikir pemerintah yang hendak menjual bandara kebanggaan Indonesia tersebut.

“Soekarno-Hatta adalah bandara paling menguntungkan, paling cash-rich. Kok malah mau dijual. Ini cara berfikir keblinger dan konyol,” ujarnya.

Seperti diketahui, laporan Megahubs International Index 2017 versi lembaga OAG asal Inggris, beberapa waktu lalu menyebutkan Bandara Soeta bertengger di peringkat ketujuh dalam daftar bandara paling terkoneksi di dunia dan urutan kedua dalam daftar serupa untuk kawasan Asia Pasifik.

Dalam laporan itu Soekarno-Hatta mendapat nilai indeks konektivitas 256 atau hanya terpaut satu poin dari Bandara Internasional Changi Singapura yang meraih nilai 257. Nilai indeks itu antara lain menggambarkan bahwa Bandara Internasional Soekarno-Hatta memiliki sekitar 35.000 kemungkinan konektivitas internasional dalam satu hari.

Sepuluh bandara tersibuk di Asia. Bandara Soekarno-Hatta masuk urutan kedua. (Foto: Ilustrasi)

OAG menghitung total kemungkinan konektivitas bandara untuk penerbangan datang dan berangkat dalam masa waktu enam jam, antara lain berdasarkan penerbangan internasional menuju atau dari bandara tersebut; penerbangan domestik ke internasional; internasional ke domestik; serta international ke internasional.

Rizal Ramli mengatakan, dirinya khawatir lantaran wacana melego Bandara Soetta kembali menyeruak di era pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Bandara Soetta, katanya, akan dijadikan pilot project yang ideal untuk penerapan skema Limited Concession Scheme (LCS) pertama di Indonesia. Skema ini telah dibahas Kemenko Perekonomian dengan Kementerian Perhubungan. (Very)

 

Artikel Terkait