Pojok Istana

Presiden Jokowi Ingatkan Masalah di Rakhine Bisa Munculkan Radikalisme

Oleh : very - Senin, 13/11/2017 14:07 WIB

Para pemimpin ASEAN dalam Rapat Pleno KTT ASEAN ke-31 yang diselenggarakan di Philippines International Convention Center Manila, Filipina, Senin (13/11/2017). (Foto: Biro Pers Istana)

Manila, INDONEWS.ID - Presiden Joko Widodo tampil sebagai pembicara pada Pleno KTT ASEAN ke-31 yang diselenggarakan di Philippines International Convention Center Manila, Filipina, Senin (13/11/2017). Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi mengatakan prihatin dengan krisis kemanusiaan yang terjadi di Rakhine State, Myanmar. Karena itu, Presiden berharap krisis itu segera terselesaikan.

"Kita semua sangat prihatin dengan krisis kemanusiaan di Rakhine State dan juga paham akan kompleksitas masalah di Rakhine State, namun kita juga tidak dapat berdiam diri,” kata Presiden Jokowi seperti dikutip dari siaran pers Deputi Protokol Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden.

Presiden Jokowi mengatakan, krisis kemanusiaan tersebut tidak saja menjadi perhatian negara-negara anggota ASEAN namun juga dunia.

Untuk mengatasi krisis kemanusiaan ini maka harus ada kepercayaan dan solidaritas di antara negara-negara anggota ASEAN. Semakin lama masalah ini dibiarkan maka akan berdampak pada keamanan dan stabilitas kawasan termasuk munculnya radikalisme dan trafficking in person.

 “Kita harus bergerak bersama. Myanmar tidak boleh tinggal. ASEAN juga tidak boleh tinggal diam,” ucap Presiden.

Indonesia, kata Presiden, telah turut membantu mengatasi krisis kemanusiaan tersebut  dengan berkontribusi memberikan bantuan kemanusiaan. “Indonesia telah menyampaikan usulan formula 4+1 untuk Rakhine, termasuk mendukung implementasi rekomendasi Kofi Annan,” tutur Presiden.

Indonesia juga mencatat pidato “Report to the People” dari State Counsellor Myanmar. Presiden mengharapkan agar tiga butir dalam pidato tersebut yaitu repatriation and humanitarian assistance; resettlement and rehabilitation; dan development and durable peace dapat diimplementasikan.

“Indonesia mengharapkan pembicaraan antara Bangladesh dan Myanmar mengenai repatriasi dapat segera diselesaikan dan diimplementasikan.,” ujar Presiden.

Presiden Jokowi juga berharap agar The ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on disaster management (AHA Centre) dapat diberikan akses secara penuh untuk dapat membantu.

“Kegiatan AHA Centre di Myanmar akan baik bagi Myanmar dan bagi ASEAN,” ucap Presiden.

Di akhir pidatonya, Presiden menegaskan sekali lagi bahwa krisis kemanusiaan di Rakhine State perlu segera diselesaikan.

“Dan akan baik jika ASEAN menjadi bagian penyelesaian masalah. Kita harus buktikan kepada masyarakat kita dan dunia bahwa kita mampu menangani masalah kita,” kata Presiden Jokowi. (Very)

Artikel Terkait