Nasional

Head To Head, Anies Baswedan Lawan Paling Tangguh untuk Jokowi

Oleh : very - Minggu, 03/12/2017 20:09 WIB

Presiden Joko Widodo saat bertemu Anies Baswedan. (Foto: Tribunnews.com)

Jakarta, INDONEWS.ID - Survei Indo Barometer yang dirilis di Jakarta, hari ini, Minggu (3/12/2017) menunjukkan bahwa Joko Widodo (Jokowi) memiliki tingkat kepercayaan dan keterpilihan tertinggi dibanding tokoh lainnya jika Pemilihan Presiden (Pilpres) dilakukan hari ini.

Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari dalam acara rilis survei mengatakan Jokowi masih menempati posisi teratas.

Mengambil sampel sebanyak 1.200 responden, survei menemukan bahwa Jokowi meraih 34,9 persen, menyusul Prabowo Subianto 12,1 persen, Anies Baswedan 3,6 persen, Basuki Tjahaja Purnama 3,3 persen, Gatot Nurmantyo 3,2 persen, Ridwan Kamil 2,8 persen dan Agus Harimurti Yudhoyono 2,5 persen.

Sementara untuk pilihan calon presiden dengan 6 nama, Joko Widodo meraih 44,9 peraen, Prabowo Subianto 13,8 persen, Anies Baswedan 6 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 3,5 persen, Gatot Nurmantyo 3,2 persen dan Jusuf Kalla 1 persen. Sedangkan sisanya tidak memilih.

Sedangkan ketika dihadapkan secara langsung (head to head) dengan Prabowo, Joko Widodo meraih 50,9 persen, sementara Prabowo mendapat 20,8 persen. Sedangkan responden yang menjawab rahasia, belum memutuskan, tidak akan memilih, tidak tahu dan tidak jawab 28,3 persen.

Ketika Joko Widodo dihadapkan dengan Anies Baswedan, Jokowi meraih 47 persen, sedangkan Anies mendapat 20,5 persen. Sedangkan responden yang menjawab rahasia, belum memutuskan, tidak akan memilih, tidak tahu dan tidak jawab 32,6 persen.

Saat diharapkan dengan Gatot Nurmantyo, Joko Widodo mendapat 46,9 persen, sedangkan Gatot meraih 18,8 persen. Sedangkan responden yang menjawab rahasia, belum memutuskan, tidak akan memilih, tidak tahu dan tidak jawab 34,4 persen.

Prosentasi Jokowi kembali meningkat ketika berhadapan dengan Agus Harimurti Yudhoyono. Joko Widodo meraih 50,3 persen, sementara AHY hanya 17,3 persen. Sedangkan responden yang menjawab rahasia, belum memutuskan, tidak akan memilih, tidak tahu dan tidak jawab 32,4 persen.

Paling Tegas

Qodari mengatakan, Jokowi memiliki sejumlah keunggulan. Dalam survei didapati Joko Widodo paling dikenal dan paling disukai. Tingkat pengenalannya mencapai 98,9 persen dan tingkat kesukaan 98,2 persen.

Joko Widodo juga paling sesuai dengan selera (alasan) publik dalam memilih calon presiden. Menurut survei terdapat lima alasan utama publik memilih calon presiden yaitu tegas 19,7 persen, merakyat 10,6 persen, kerja nyata 7,8 persen, orangnya baik 6,8 persen, ramah dan bijak 5,7 persen.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut, Jokowi menduduki peringkat pertama. Jokowi dinilai 41,1 persen responden, disusul Prabowo Subianto 37,3 persen dan Gatot Nurmantyo 11 persen. Jokowi dinilai merakyat 98,4 persen, kerja nyata Joko Widodo meraih 100 persen, ramah dan bijak Joko Widodo meraih 94,1 persen disusul Anies Baswedan 5,9 persen.

Sementara tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Joko Widodo sebagai presiden cukup tinggi 67,2 persen, sedangkan yang tidak puas 28,5 persen. Tidak tahu/tidak jawab 4,3 persen.

"Jika dibandingkan dengan survei sebelumnya, tren tingkat kepuasan publik terhadap Joko Widodo semakin meningkat sejak survei nasional pada Maret 2015 - November 2017. Sempat melemah hanya pada September 2015," katanya seperti dikutip Antara.

Qodari mengatakan, lima alasan utama publik puas terhadap kinerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla adalah meningkatnya pembangunan, dekat dengan rakyat kecil, sesuai dengan janji kampanye, bantuan pendidikan, dan memberikan bantuan bagi masyarakat miskin.

Sementara lima alasan utama publik tidak puas terhadap kinerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla adalah pengangguran masih banyak, terlalu banyak pencitraan, pembangunan belum merata, kurang berwibawa, dan penegakan hukum belum adil.

Dalam survei tersebut juga didapati mayoritas publik 61,8 persen menginginkan Joko Widodo kembali menjadi presiden untuk periode 2019 - 2024, yang tidak menginginkan kembali 23,6 persen tidak tahu/tidak jawab 14,7 persen.

Survei tersebut dilakukan pada 15 - 23 November 2017 di seluruh provinsi di Indonesia yang berjumlah 34 provinsi.

 

Artikel Terkait