Nasional

BMKG: Siklon Dahlia Reda, Timbul EX Dahlia Masyarakat Dihimbau Waspada

Oleh : hendro - Senin, 04/12/2017 22:10 WIB

Kepala BMKG, Prof. Dr. Dwikorita Karnawati, M. Sc saat memberikan keterangan pers, Senin (4/12/2017)

Jakarta, iNDONEWS.ID- Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan,siklon tropis Dahlia melemah dan menjadi Depresi Tropis (ex-Dahlia) sejak kemarin dalam 48 jam ke depan. Siklon lalu bergerak ke arah barat laut menjauhi Indonesia dengan kecepatan 95 knot.

Meskipun bibit siklon tropis ini tidak berada di dalam area tanggung jawab pusat peringatan dini siklon tropis Jakarta, kata Dwikorita. namun, dampaknya masih signifikan terhadap wilayah Indonesia.

"Dampaknya, seperti hujan terutama sebagian wilayah Aceh, Sumatra Utara dan Sumatera Barat. Kondisi ini pun berdampak pada peningkatan gelombang hingga 4 meter, angin kencang, hujan lebat dan potensi kilat/petir," ujar Dwikorita saat jumpa pers di kantor BMKG Jakarta, Senin (4/12/2017).

Selain itu, kata Dwikorita, dalam tiga hari ke depan masih terdapat potensi cuaca ekstrem, antara lain hujan lebat hingga sangat lebat di Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT). Juga di Sulawesi Tenggara, Maluku Utara dan Papua.

"Maka, masyarakat diimbau perlu mewaspadai kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon, maupun baliho tumbang atau roboh, dan waspada kenaikan tinggi gelombang," kata Dwikorita.

Dwikorita pun menambahkan Senin (4/12) hingga Selasa (12/12) Desember dari hasil prakiraan BMKG, bahwa DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah bagian Utara mengalami monsoon break (curah hujan rendah atau dapat dikatakan hujannya istirahat).

Meskipun Jawa Tengah ke arah Jawa Timur bagian selatan, hingga Nusa Tenggara mengalami curah hujan sedang-tinggi. Selain itu, kata dia, Sumatra Bagian Utara termasuk Aceh dan Kalimantan pun mengalami curah hujan sedang-tinggi. "Pada Desember 2017 hingga Februari 2018 merupakan periode puncak musim hujan 2017/2018 khususnya bagi wilayah Sulawesi Selatan, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara. Wilayah yang rentan terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir, genangan, dan longsor,” himbau Dwikorita.

Artikel Terkait