Pojok Istana

Presiden: Indonesia Bertransformasi Menuju Ekonomi Investasi, Produksi, dan Pelayanan

Oleh : very - Rabu, 06/12/2017 21:20 WIB

Presiden Jokowi dalam acara Bloomberg: The Year Ahead Asia Summit 2017, di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (6/12/2017). (Foto: Biro Pers Istana)

Jakarta, INDONEWS.ID - Presiden Joko Widodo percaya bahwa setelah krisis finansial global sembilan tahun lalu, Indonesia kini tengah berada di jalur yang tepat untuk membuat kondisi perekonomian dunia menjadi lebih baik dan kondisi politik yang stabil di beberapa kawasan Asia.

“Ekonomi Indonesia juga akan terus bertransformasi, beranjak dari ketergantungannya terhadap produk komoditas menuju ekonomi investasi, produksi, dan pelayanan. Untuk itu mari kita tinggalkan pesimistis, dan bergabung bersama kami dalam optimisme,” kata Presiden dalam acara Bloomberg: The Year Ahead Asia Summit 2017, di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (6/12/2017).

Di awal sambutannya, Presiden mengatakan kunci yang selalu dia pegang dalam memimpin negeri ini adalah selalu optimis. “Yang optimis pasti akan menang dan yang pesimis pasti akan kalah,” kata Presiden seperti dikutip dari siaran pers Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden.

Presiden mengatakan, semenjak menjadi kepala negara sejak tiga tahun lalu, banyak analis dan ahli yang memprediksi bahwa perekonomian dunia bakal hancur. Dimulai dari dua tahun lalu saat anjloknya harga minyak dunia, devaluasi mata uang Tiongkok, keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit, dan adanya kekhawatiran akan sejumlah pemilihan pemimpin di kawasan Eropa.

“Namun, apa yang kita lihat dalam setahun terakhir adalah stabilnya pemulihan ekonomi di Uni Eropa. Kemudian di kuartal kedua tahun ini, perekonomian Amerika Serikat juga tumbuh di atas tiga persen,” kata Presiden.

Lebih lanjut Presiden menjelaskan, untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun terakhir, angka perdagangan global pada tahun ini melebihi pertumbuhan ekonomi global.

“Bursa saham di seluruh dunia termasuk Indonesia juga mencatatkan rekor tertinggi, dan untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir, setiap negara anggota G-20 menunjukkan pertumbuhan PDB yang positif,” ungkap Presiden.

Pertumbuhan positif ekonomi dunia juga berdampak pada perekonomian dalam negeri. Presiden Jokowi mengatakan, nilai ekspor Indonesia pada tahun ini meningkat hingga 17 persen dan nilai investasi langsung luar negeri dan domestik juga meningkat hingga 14 persen.

“Kita juga merasakan tumbuhnya ekonomi regional, di sektor pariwisata kita. Dimana jumlah turis asing yang datang berada di jalur yang benar untuk tumbuh hingga 25 persen, dan investasi langsung luar negeri dalam sektor ini juga diprediksi tumbuh hingga 35 persen,” ungkapnya.

Namun Presiden mengatakan, meningkatnya jumlah turis asing terutama asal Tiongkok dan India tidak akan dinikmati Indonesia jika kita tidak siap dengan infrastrukturnya. Oleh sebab itu Presiden akan terus mengupayakan pembangunan infrastruktur untuk mendukung sektor pariwisata.

“Baru dua minggu lalu saya meresmikan bandara internasional di Danau Toba, Sumatera Utara. Maskapai nasional kita Garuda, saat ini melayani penerbangan langsung antara Singapura dan Danau Toba,” ujar Presiden.

Selain itu, Presiden juga mengatakan akan meningkatkan status bandara di Belitung dan Labuan Bajo (Komodo) menjadi bandara internasional.

“Saat kita meningkatkan status bandara di Manado, Sulawesi Utara, dan beberapa maskapai kita meluncurkan penerbangan langsung dari Manado ke Tiongkok, jumlah turis Tiongkok yang mengunjungi Manado meningkat dari 12.000 orang per tahun menjadi 12.000 orang per bulan,” ucap Presiden.

Selain sektor pariwisata, Indonesia kini juga tengah menikmati booming-nya sektor perdagangan online atau e-commerce. Menurut Presiden, saat ini Indonesia memiliki beberapa perusahaan startup digital dengan total aset sebesar satu miliar dolar Amerika Serikat.

“Dan melihat betapa besarnya pasar domestik kita, saya yakin kita akan memiliki lebih banyak lagi di tahun-tahun mendatang,” kata Presiden.

Tampak hadir dalam acara tersebut antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Kepala BKPM Thomas Lembong. (Very)

Artikel Terkait