Nasional

Difteri Renggut Korban, Gubernur DKI Lakukan ORI Serempak di Jakarta Utara dan Jakarta Barat

Oleh : luska - Senin, 11/12/2017 11:42 WIB

Gubernur DKI Anies Baswedan usai sosialisasi program Outbreak Response Immunization (ORI) di SMA Negeri 33 Jakarta Barat

Jakarta, INDONEWS.ID - Mewabahnya penyakit Difteri di Jakarta kini sudah menjadi hal yang menakutkan, terlebih sudah ada 5 warga yang me ninggal akibat wabah Difteri ini.

Menaggulangi hal tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai melakukan imunisasi massal Difteri atau Outbreak Respons Imunisation (ORI) serentak di dua wilayah di antaranya Jakarta Utara dan Jakarta Barat.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan pemberian vaksin tersebut akan dilakukan dalam tiga putaran yakni hari ini, kemudian diulang pada 11 Januari 2018, dan ketiga kalinya di 11 Juli 2018.

"ORI ini akan dilakukan di fasilitas kesehatan, seperti posyandu, puskesmas, rumah sakit umum daerah dan tempat lain, seperti daycare, apartemen, dan rumah susun," kata Anies di Gedung SMA 33, Jalan Kamal Muara, Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (11/12/2017).

Adapun total warga yang akan mendapat imunisasi di seluruh wilayah DKI Jakarta yakni sebanyak 2,9 juta penduduk.

"Kami imbau kepada para orangtua, juga guru-guru untuk mendukung imunisasi ulang ini sukses. Kami tidak ingin mendengar kabar adanya penolakan. Kami dengar KLB difteri ini terjadi karena adanya penolakan imunisasi," tegas Anies.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini akan mengeluarkan instruksi kepada seluruh kepala daerah hingga RT/RW untuk memastikan tidak ada anak yang terlewatkan dari imunisasi Difteri ini .

Apalagi penularan penyakit ini di Jakarta terus meningkat dan cukup mengkhawatirkan.

Dalam empat tahun terakhir, jumlah warga yang terjangkit wabah difteri terus meningkat di. Pada tahun 2014, ada empat orang yang dilaporkan terkena penyakit ini.

Kemudian di tahun 2015, jumlahnya meningkat hingga sembilan kejadian. Lalu 2016, ada naik menjadi 26 kasus dengan satu kematian. Sementara di tahun 2017, sudah ada dua warga Ibu Kota yang dipastikan meninggal dunia.

Adapun kasus tertinggi ditemukan di Jakarta Utara sebanyak 52 persen. Penyakit ini menimpa anak usia 5-15 tahun, lalu sepertiga kasus terjadi pada kelompok umur 5 tahun, dan 16% di atas usia 15 tahun.

Program ORI ini nantinya akan menyasar pada 2,9 juta jiwa anak yang tersebar di lima wilayah DKI Jakarta termasuk Kepulauan Seribu. Program ORI ini diharapkan rampung hingga pertengahan tahun 2018 mendatang sebab vaksinasi harus melalui tiga tahapan.

Tahap pertama yakni suntik DPT-HB-Hib untuk anak usia satu tahun hingga lima tahun. Tahap kedua suntik DT untuk anak usia lima tahun hingga tujuh tahun dan tahap ketiga anak usia tujuh tahun hingga 19 tahun. 

Seperti diberitakan sebelumnya, penyakit difteri adalah penyakit infeksi yang sangat menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphteriae. Penyakit ini memiliki masa inkubasi 2-5 hari dan akan menular selama 2-4 minggu. Penyakit ini, memiliki gejala antara lain demam, batuk, sulit menelan, selaput putih abu-abu (pseudomembran), pembengkakan pada leher, dan sulit bernafas.

Penyakit ini sangat menular dan dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani secara cepat. Difteri merupakan salah satu penyakit yang penularannya tergolong sangat tinggi di DKI Jakarta, karena dipicu kepadatan dan mobilisasi penduduk. Masa inkubasinya 2-3 hari dan menular selama 2-4 minggu.

Namun penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi rutin yang lengkap. Misalnya imunisasi dasar pada usia 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan, 18-24 bulan dan usia sekolah dasar. (Lka)

Artikel Terkait