Bisnis

Di Ajang One Planet Summit Paris, Menteri Jonan Beberkan Aksi Nyata Indonesia

Oleh : very - Rabu, 13/12/2017 12:40 WIB

Menteri ESDM Ignasius Jonan. (Foto: Ist)

Paris, INDONEWS.ID - Tiga Menteri Kabinet Kerja terbang ke Paris, Prancis untuk menghadiri “One Planet Summit” yang digelar 11-13 Desember 2017. Tiga menteri tersebut yakni Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya.

Konferensi Tingkat Tinggi One Planet Summit ini digagas Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk memperkuat tekad atau komitmen atas Paris Agreement.

Para petinggi negara-negara di dunia berkumpul di Paris untuk membahas langkah nyata dari kesepakatan yang sudah diambil dua tahun lalu tersebut.

Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim, dan Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-bangsa (PPB), António Guterres, juga hadir dalam konferensi tingkat tinggi ini.

Jonan menyampaikan komitmen Indonesia dalam meningkatkan energi baru dan terbarukan (EBT) di ajang internasional itu. Menurut Jonan, setelah dua tahun Paris Agreement banyak hal sudah dilakukan Indonesia.

Indonesia, katanya, sudah berkomitmen secara sukarela mengurangi emisi Greenhouse Gases (GHG) hingga 29% (834 juta ton CO2) hingga tahun 2030, dan 41% (1.081 juta ton CO2) dengan dukungan internasional.

"Jadi dari inti pertemuan ini adalah sudah 2 tahun ada komitmen di Paris Agreement, ini jangan jadi komitmen saja. Harus ada actionnya, dan Indonesia sudah banyak yang dilakukan," kata Jonan ditemui usai One Planet Summit di Kedutaan Besar Indonesia di Paris, Selasa (12/12), seperti dikutip detikcom.

Hal yang telah dilakukan tersebut, kata Jonan, yaitu melokalkan Paris Agreement menjadi kerangka kerja nasional dan sub-nasional, termasuk Regional Energy Plan (RUED) dan Regional GHG Action Plan (RAD-GRK) di masing-masing provinsi.

Sektor energi berkontribusi 40% dari total pengurangan emisi Indonesia hingga tahun 2030. Pengurangan emisi gas buang ini dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari energi terbarukan, efisiensi energi, teknologi ramah lingkungan, peralihan bahan bakar, dan reklamasi tambang.

Dalam dua tahun, Indonesia berhasil mengurangi emisi CO2 dari sektor energi sebesar 46,31 juta ton, melampaui target 31 juta ton.

"Untuk energi baru dan terbarukan, tahun ini saja ada penandatanganan 69 kerja sama di sektor EBT. Total kapasitasnya 1.186 MW. Ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia," kata Jonan.

Hal lain yang dilakukan, kata Jonan, yakni terkait dengan keberlangsungan laut. Indonesia, katanya, sudah merestorasi 680.000 hektar lahan gambut dari target 2 juta hektar di 2020. Indonesia juga berniat mengurangi 70% sampah plastik di 2025 dari posisi 2017.

Ketiga, Indonesia akan tetap membantu negara-negara berkembang yang berniat mewaspadai perubahan iklim.

Ajang internasional ini menjadi kesempatan yang baik bagi Indonesia untuk berdiskusi dengan banyak negara terkait implementasi Paris Agreement hingga 2030.

Indonesia harus meningkatkan pendanaan untuk isu lingkungan dan memperkuat keterlibatan sektor swasta. Selain itu, Indonesia juga harus meningkatkan kerja sama untuk mengejar ketertinggalan teknologi.

Indonesia juga harus memastikan rencana yang sudah disusun baik di skala nasional dan daerah bisa berjalan dengan baik. (Very)

 

Artikel Terkait