Nasional

Hari Nusantara 2017, Gotong Royong Wujudkan Poros Maritim Dunia

Oleh : very - Sabtu, 16/12/2017 12:15 WIB

Menteri Perhubungan Budi Karya mengucapkan Selamat Hari Nusantara, 13 Desember 2017. (Foto: Ist)

Cirebon, INDONEWS.ID - Tanggal 13 Desember telah ditetapkan sebagai Hari Nusantara. Penetapan ini berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 126/2001. Momentum ini digunakan untuk memperingati keberhasilan diplomasi Indonesia agar prinsip negara kepulauan diakui secara internasional melalui instrumen Konvensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCLOS) 1982. 

Pengakuan ini didahului oleh diumumkannya “Deklarasi Djoeanda” pada 13 Desember 1957. Deklarasi tersebut merupakan sebuah keputusan untuk menyatukan Indonesia sebagai negara kepulauan berbeda dengan apa yang termaktub dalam Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie 1939, yang menetapkan batas teritorial Indonesia secara terpisah-pisah.

Tahun ini, peringatan Hari Nusantara dilaksanakan di Dermaga Muara Jati, Cirebon, Jawa Barat. Pemerintah mengambil tema ”Gotong  Royong dalam Kebhinekaan di Nusantara Guna Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia” dalam peringatan tahun 2017 ini.

Biro Informasi dan Hukum Kemenko Bidang Kemaritiman melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, mengatakan, Menteri Dalam Negeri Tjahyo Kumolo hadir mewakili Presiden Joko Widodo saat membuka acara.  Menkominfo Rudiantara juga hadir pada acara puncak peringatan Hari Nusantara tersebut. 

Berbagai atraksi dan kegiatan menyemarakkan hari bersejarah itu, antara lain atraksi terjun bebas oleh TNI Angkatan Laut, demo Search and Rescue (SAR) Laut, sail pas  kapal-kapal nelayan Indonesia serta pelepasan ekspor produk tekstil dan meubel/rotan Kota Cirebon. 

Tidak hanya kegiatan seremonial, peringatan Hari Nusantara tahun ini juga dimanfaatkan untuk melakukan berbagai kegiatan sosial seperti donor darah yang dilakukan oleh Danlanal Cirebon, Dirpolairud Polda Jabar,  Kadiskes Armabar serta jajarannya.

Beberapa tenda Rumah Sakit Lapangan (Rumkitlap) Marinir juga didirikan untuk kegiatan bakti sosial kesehatan di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Cirebon. 

(Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Ist)

Ketua Dewan Pengarah Hari Nusantara 2017, yang juga Menko Maritim Luhut Pandjaitan mengingatkan pentingnya masyarakat Indonesia mengingat kembali posisi strategis Indonesia di kawasan.

“Saya sebut ini sebagai posisi silang di antara dua samudera dan di antara dua benua besar. Jadi Indonesia ini berada pada posisi yang strategis,”ujarnya disela-sela kunjungan kerjanya ke Qatar, Senin (11-12-2017).

Menurutnya, saat ini banyak masyarakat Indonesia yang tidak sadar betapa strategisnya posisi Indonesia dalam dunia internasional.  Dengan posisi di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik serta di antara Benua Asia dan Australia, tambah Luhut, bangsa Indonesia perlu mengedepankan persatuan di antara perbedaan yang ada.

“Bangsa Indonesia harus kompak, harus mengurangi sebanyak mungkin perbedaan-perbedaan. Ya perbedaan itu adalah rahmat sekaligus juga bisa menjadi malapeteka kalau kita tidak mampu mengelolanya dengan baik,” ujarnya. 

Menko Luhut berharap masyarakat Indonesia lebih mengedepankan kerja bersama dan mulai fokus pada pembangunan kelautan. “Selama ini kita memunggungi laut sekarang sudah waktunya kita melihat laut sebagai poros dunia,” tukasnya. 

Luhut menambahkan, sebagai negara besar yang berada pada posisi silang strategis, Indonesia perlu terus mengontrol lalu lintas udara dan lalu lintas kapal. Namun hal itu perlu diimbangi dengan penguasaan teknologi dan peningkatan kemampuan SDM. (adv)

 

Artikel Terkait