ILUNI FISIP UI, Wadah Alumi Yang Setara dan Berdaya

Oleh : indonews - Selasa, 02/01/2018 14:47 WIB

Ilustrasi ILUNI FISIP UI (istimewa)

Jakarta, INDONEWS.ID- Alumni sebuah universitas memegang perang penting dalam berkontribusi terhadap kemajuan pembangunan. Lebih dari itu, sebagai wadah berkumpulnya para lulusan perguruan tinggi semestinya menjadi wahana untuk berperan aktif, kontribusi dalam lingkup bidang masing-masing sesuai dengan kompetensi dan keahlian yang dipelajarinya tatkala bergelut di kampus.

Dengan berjejaring akan makin kuat karena hampir dapat dipastikan para alumni tersebut berkarya di ragam bidang, baik di pemerintahan, swasta bahkan wirausaha. Bagaimana dengan alumni FISIP UI? UI sebagai kampus tertua di republik ini sudah menghasilkan tokoh-tokoh besar yang mewarnai perjalanan republik dari zaman kemerdekaan hingga era milenial sekarang ini. Tidak kurang tokoh-tokoh besar dilahirkan dari fakultas ini.

Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap tokoh-tokoh besar yang telah dilahirkan FISIP UI, sebut saja semisal alm. Prof. Selo Soemarjan, sosiolog ternama yang hampir seluruh mahasiswa/wi ilmu sosial bahkan anak-anak SMU pun belajar karya-karyanya. Demikian pula dengan alm. Prof. Koentjaraningrat, antropolog ternama yang juga menjadi idola para akademisi yang bergelut dalam bidang antropologi, seperti halnya Prof. Selo Soemarjan yang karya-karyanya juga menjadi bacaan sekolah menengah yang mengambil konsentrasi ilmu sosial.

Para ilmuwan politik juga pasti mengenal dengan baik, profesor politik perempuan pertama di Indonesia yakni alm. Prof. Mirriam Budiardjo, dimana karya-karya monumentalnya menjadi pegangan baik para ilmuwan politik maupun para praktisi politik. 

Tokoh-tokoh praktisi lulusan FISIP UI tentu sangat banyak sekali. Gambaran di atas hanya sedikit ilustrasi bahwa banyak sekali tokoh-tokoh besar telah lahir dari ‘rahim’ FISIP UI. Kembali pada era milenial, ‘zaman now’ kekuatan berjejaring sangat dibutuhkan untuk dapat menguatkan ‘jiwa korsa’ di antara para alumni.

Oleh karenanya, wadah alumni menjadi penting untuk menguatkan ikatan-ikatan tersebut. Namun hendaknya, wadah alumni ini menjadi wahana ‘guyup’ dengan melepaskan sekat-sekat partisan untuk dapat lebih mengembangkan kreasi dan inovasi para alumni dengan ragam bidang dan kompetensi yang dimiliki.

Tidak perlu muluk-muluk, sebagai wadah alumni, seyogyanya alumni FISIP UI dapat berkontribusi pada lingkungan sekitar, semisal karena kampus UI berada di Depok, maka sudah semestinya alumni FISIP UI memberikan sumbangsih sekecil-kecilnya terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di Jabodetabek.

Para alumni FISIP UI yang belajar pemerintahan dan administrasi tentu memiliki kemampuan untuk memberikan sumbangan pemiikiran dan karyanya. Demikian pula dengan yang berlatar belakang sosiologi dan antropologi, ilmu komunikasi, kriminologi serta ilmu-ilmu sosial lain yang dipelajari maupun didapatkan ketika berorganisasi semasa kuliah akan dapat memberikan kontribusi positif dalam mengembangkan pemberdayaan masyarakat sekitar UI, syukur bisa melampaui di tingkat kawasan (jabodetabek) dan Indonesia secara keseluruhan. 

Seluruh hal di atas tentu dalam pandangan sebagian orang serasa muluk, namun bukan tidak mungkin dapat dicapai melalui kepemimpinan ILUNI FISIP UI yang mampu merangkul seluruh angkatan dan menjadikan wadah alumni ini wadah yang setara tanpa membedakan jurusan, angkatan dan hal-hal lain yang merenggangkan ikatan antar alumni.

Antusiasme pembentukan caretaker ILUNI FISIP UI yang sudah mendahului dengan pra-musyawarah untuk menyusun mekanisme dan tata tertib pemilihan harus diberikan apresiasi yang tinggi dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Demikian halnya dengan kerelaan hati para alumni yang berkomitmen kelebihannya.

Demikian halnya dengan kerelaan hati para alumni yang berkomitmen merelakan waktu dan tenaganya untuk mencalonkan diri menjadi ketua ILUNI FISIP UI juga patut diberikan apresiasi.

Sudah pasti untuk menjadi Ketua ILUNI FISIP UI akan dibutuhkan kerelaan waktu, pemikirian, tenaga bahkan biaya untuk menggerakkan roda organisasi ILUNI FISIP UI dan itu tidak mudah dan tidak murah. Tanpa dukungan segenap alumni FISIP mustahil rasanya untuk mewujudkannya. Figur yang memiliki keleluasaan hati mau menampung segenap aspirasi menjadi sosok ideal.

Selain itu, tentu seseorang yang memiliki keleluasaan waktu dan figur yang sudah memiliki kemandirian ekonomi dan berjiwa wirausaha sosial yang memiliki kecocokan untuk dapat membawa ILUNI FISIP UI ini sebagai wadah yang setara dan berdaya. Saya rasa, dengan tanpa mengurangi rasa hormat kepada ILUNI FISIP UI yang sudah pernah ada, ke depan ILUNI FISIP UI harus dibawa untuk lebih bergaung di tingkat nasional dan ikut memberikan warna perjalanan republik.

(penulis Wawan Fahrudin Alumni UI sekaligus Tenaga Ahli Unit kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila - UKP PIP) 

 

 

 

Artikel Terkait