Nasional

Waketum Gerindra Bantah Tuduhan La Nyalla

Oleh : hendro - Kamis, 11/01/2018 21:04 WIB

La Nyalla Mattalitti saat jumpa pers kepada wartawan di kawasan tebet

 

Jakarta, INDONEWS.ID - Adanya Tuduhan mengenai permintaan uang sebesar Rp 40 miliar kepada mantan Ketua PSSI La Nyalla Mattalitti saat maju pilkada 2018 dibantah oleh Wakil Ketua Umum partai Gerindra Arief Poyuono.

Menurut Arief, Tidak ada permintaan uang Rp 40 miliar dalam surat tugas Partai Gerindra untuk Ketua Kadin Jawa Timur La Nyalla Mattalitti maju pada Pilkada 2018.

“Karena didalam surat mandat untuk La Nyalla dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto dengan nomor 12-0036/B/DPP-GERINDRA/Pilkada/2017 itu berisi perintah agar La Nyalla mencari partai koalisi  sebelum 20 Desember 2017,” kata Arief kepada INDONEWS melalui pesan singkatnya, Kamis (11/1/2018) malam.

Arief menjelaskan dari awal Gerindra menyatakan mengusung La Nyalla sebagai bakal cagub Gerindra di Jatim. La Nyalla sebagai kader Gerindra diijinkan untuk memasang fotonya bersama Prabowo di setiap pelosok Jatim.

"Namun hingga surat tugas itu berakhir, mas La Nyalla tidak berhasil mendapatkan partai koalisi (PAN). Padahal setahu saya Pak Amin Rais mengusulkan La Nyalla juga namun Ketum PAN menolak mengusung Pak La Nyalla dengan alasan DPW PAN Jatim menolaknya. Jadi jelaskan kan dukungan Amien Rais pada La Nyalla enggak dianggap oleh Ketum PAN dan DPW PAN Jatim," jelas  Arief.

Arief menilai wajar,  uang 40 miliar yang disebut La Nyalla diminta oleh Prabowo Subianto untuk membayar saksi di TPS saat pencoblosan, Karena pertama kemenangan calaon kepala daerah (cakada) dalam Pilgub kuncinya adalah kekuatan para saksi di TPS-TPS.

"Jumlah TPS Pilgub Jatim yang ada di 38 kab/kota, 68511 TPS. Nah kita butuh 3 saksi untuk satu TPS-nya. Kalau uang makan saksi sebesar 200 ribu/orang saja maka dibutuhkan 41 miliar," beber Arief.

Justru menurut Arief, angka yang diminta kepada La Nyalla,  jika nilai tersebut benar adanya maka jumlahnya masih kurang. Karena masih ada saksi-saksi di tingkat PPS, PPK dan KPUD. Belum lagi untuk dana pelatihan saksi sebelum pencoblosan yaitu sebesar 100 ribu perorang/hari dan butuh 3 hari. Artinya masih dibutuhkan dana sebesar 20,5 miliar.

“Jadi total 61,5 miliar. Artinya kekurangan dana nantinya yang menanggung ya kader Partai Gerindra, seperti pada Pilgub DKI Jakarta seluruh kader Gerindra di Indonesia urunan untuk bantu Anies-Sandi," papar Arief lagi.

Terkait keputusan La Nyalla keluar dari Gerindra, Arief yang sudah menganggap La Nyalla seperti kakak, meminta untuk berpikir ulang. Arief berharap dinamikan jelang Pilgub di Jatim tidak membuat La Nyalla hengkang.

Artikel Terkait