Nasional

Pencapresan Anis Matta, Langkah Strategis untuk Tetap Survive

Oleh : indonews - Rabu, 07/02/2018 14:02 WIB

Pengamat politik dari President University AS Hikam. (Foto: channel indonesia)

Oleh : AS Hikam*)

KABAR pencalonan mantan Presiden PKS, Anis Matta sebagai salah satu kandidat Capres 2019 PKS adalah dinamika politik yang penting dan menarik untuk disimak dan diikuti.

Dalam pandangan saya, pilihan ini tidak hanya dilandasi oleh keinginan partai tersebut untuk mengikuti kontestasi merebut posisi nomor satu di Republik ini. Tetapi lebih pada upaya mobilisasi bagi penguatan partai yang kini sedang mengalami kemerosotan.

PKS adalah parpol Islam yang pernah sangat menjanjikan sebagai alternatif bagi generasi muda terpelajar dan kelas menengah perkotaan Muslim. Dalam perjalanannya selama dua dekade di pentas politik nasional, akhir-akhir ini sedang mengalami kemunduran yang cukup serius, bukan hanya pada tataran elektoralnya, tetapi tak kalah penting pada tataran soliditas elit dan komitmen moral yang selama ini dijadikan branding politiknya.

Begitu serius kemunduran tersebut, sehingga salah satu survei, tentang elektabilitas parpol-parpol peserta Pemilu 2019, melaporkan bahwa PKS bisa saja tereliminasi dari Parlemen karena diperkirakan tak mampu mencapai threshold 4%. PKS juga mengalami penurunan citra dan kepercayaan publik ketika elit dan beberapa politisinya terlibat tipikor dalam beberapa tahun terakhir.

Salah satu faktor yg menyebabkan kekecewaan para pendukung PKS adalah ketidaksolidan elite PKS sebagaimana terlihat dalam kasus pemecatan politisi handal dan salah seorang pendiri partai tersebut, Fahri Hamzah. Dan berbeda dengan kasus-kasus konflik internal parpol lain, DPP PKS kalah di Pengadilan sehingga Fahri tetap bercokol di DPR. Alih alih bintang Fahri Hamzah tetap terang benderang sebagai tokoh oposisi yang vokal dan populer di mata pendukung PKS.

Penunjukan Anis Matta sebagai capres 2019 adalah langkah yang dipertimbangkan sebagai langkah strategis bagi PKS untuk bangkit dari keterpurukan. Anis adalah politisi dan kader PKS yang tak diragukan baik popularitas maupun kapasitasnya sebagai manajer cum aktivis. Karenanya, mengusung beliau sebagi capres merupakan sebuah pilihan yang bisa memberikan kesegaran baru di kalangan sebagian pendukung PKS yang mulai ragu atau bahkan meninggalkannya.

Pencapresan Anis bukan hanya soal menang kalah dalam kontestasi Pipres 2019 bagi PKS, tetapi sebagai langkah strategis untuk tetap survive dan kembali bangkit dari INERSIA dan LETARGI politik yang berlangsung selama beberapa tahun terakhir. Untuk itu PKS perlu simbol dan sosok yang mampu menjadi pemersatu tetapi pada saat yang sama bukan mereka yang sedang berkonflik. Anis, bukan Presiden PKS saat ini dan tentu bukan Fahri, adalah pilihan yang dipandang paling memenuhi syarat untuk itu.

Bukan tidak mungkin Anis akan bisa reaching out kepada Fahri dan pendukungnya yang besar jumlahnya; dan menariknya kembali ke dalam pangkuan PKS serta menjadi motor partai ke depan. PKS jelas tak dapat membiarkan tokoh seperti Fahri hilang dari peredaran atau pindah parpol. Ibaratnya, lebih baik terlambat mengajak sang tokoh balik ketimbang tidak sama sekali!

Anis Matta sudah siap kembali menjadi ikon pemersatu partainya dan PKS juga siap memperjuangkannya. Tinggal bagaimana para elite PKS dan pendukung partai tersebut dapat meyakinkan parpol-parpol lain serta calon pemilih Indonesia agar memertimbangkan dan memutuskan pilihan mereka terhadap beliau.

Selamat bekerja kepada Pak Anis Matta dan PKS!

*) Penulis adalah pengamat politik dari President University, mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi pada Kabinet Persatuan Nasional.

Artikel Terkait