Nasional

Penyerangan Gereja, ISKA: Ada Upaya Sistematis untuk Melahirkan Ketidakstabilan Sosial

Oleh : very - Minggu, 11/02/2018 14:48 WIB

Gereja Santa Lidwina, Sleman yang diserang (Foto: Dok Michael Adhi Nugroho Tri Putranta/warga)

Jakarta, INDONEWS.ID -Pertemuan  Presiden  Joko Widodo bersama  para tokoh  lintas-agama dan kepercayaan baru lewat sehari tatkala terjadi penyerangan brutal Gereja Katolik  St. Ludwina Bedhog Trihanggo, Sleman, Yogyakarta, pada Minggu  pagi (11/2/2018).

Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Gamping Kabupaten Sleman Fendi Timur menjelaskan,  dalam penyerangan tersebut sejumlah umat menjadi korban terkena  luka bacok.  Juga, pastor yang memimpin  misa, Romo Edmund Prier SJ, yang dibacok oleh pelaku di  bagian kepala dan punggung.

Presidium Pusat  Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (PP ISKA) St. Albertus Magnus menyatakan bahwa situasi ini bukan saja amat memprihatinkan tapi sekaligus  ironis mengingat dalam pertemuan sehari sebelumnya, Presiden beserta para tokoh lintas agama dan kepercayaan bertekad membangun komitmen kerukunan antar-pemeluk agama dan keyakinan.

“Peristiwa di Yogya pada Minggu pagi,11Februari, dengan terang menunjukkan adanya  upaya  membenturkan kelompok umat beragama,” ujar Ketua Presidium PP ISKA V. Hargo Mandiraharjo, bersama Sekretaris Jenderal, Benny Sabdo, melalui keterangan tertulis, Minggu.

Karena itu, ISKA mengutuk keras  pelaku  kekerasan serta motif yang melatarbelakangi berbagai upaya membenturkan antar-umat beragama dengan menyerang tokoh-tokoh umat,  tempat ibadah, atau kegiatan keagamaan.

“Ini  tantangan serius kita untuk  memelihara kerukunan di tengah-tengah  keberagaman. Kita harus tetap teguh  melawan upaya apa pun yang  menghancurkan kebhinnekaan serta  persatuan dan  kesatuan bangsa Indonesia”.

Untuk penyelesaikan kasus tersebut, ISKA menyerahkan dan mempercayakan sepenuhnya kepada aparat hukum dan serta institusi negara untuk mengungkap pelaku kekekerasan brutal  ini, serta motif yang melatarbelakangi aneka peristiwa serupa pada  akhir-akhir  ini. 

Karena itu, ISKA mendesak aparat penegak hukum untuk tegas bertindak dan tidak berpihak pada kelompok yang  melakukan pembiaran atas nama kekerasan, tindakan anarkis, perusakan, pelecehan serta  penghujatan. 

Hargo mengatakan, PP ISKA meyakini bahwa berbagai peristiwa akhir-akhir ini yang mengancam kerukunan antar-umat beragama  bukanlah kebetulan, melainkan sebuah upaya sistematis untuk melahirkan ketidakstabilan sosial dalam masyarakat luas. 

Karena itu, PP ISKA menginstruksikan pada struktur seluruh jajaran ISKA Kota, Kabupaten, serta  Provinsi di seluruh Indonesia untuk bergerak memberikan pemahaman pada umat agar tidak terprovokasi.

“Teruslah membangun komunikasi dan solidaritas  antarmat  beragama  dan  kepercayaan untuk mempertahankan kebhinnekaan bangsa  serta  persatuan Indonesia. Semoga Tuhan memberikan kita  kekuatan senantiasa  menjaga warisan para  pendiri bangsa, yaitu   lebhinnekaan bangsa  serta  persatuan Indonesia,” ujar Hargo.

ISKA menyatakan, membangun kerukunan hidup beragama merupakan proses panjang dan berkelanjutan. “ISKA, sebagai bagian dari elemen masyarakat tak akan lelah  mengingatkan  hal  ini untuk memelihara kerukunan dan semangat pluralisme antar-pemeluk agama dan kepercayaan di Indonesia,” pungkas Hargo. (Very)

 

Artikel Terkait