Nasional

AS Hikam: Hoax Ganggu Keamanan Nasional

Oleh : very - Kamis, 01/03/2018 19:02 WIB

Pengamat politik dari President University AS Hikam. (Foto: channel indonesia)

 

Jakarta, INDONEWS.ID - Tim Mabes Polri akhirnya berhasil menggulung kelompok pembuat dan penyebar hoax yang selama ini meresahkan masyarakat. Aktor-aktor penyebar hoax ditangkap di berbagai kota seperti di Surabaya, Bali, Sumedang, Pangkalpinang, Palu, dan Yogyakarta, oleh Tim dari Direktorat Cyber Bareskrim dan Direktorrat Keamanan Khusus Baintelkam Mabes Polri.

Sindikat yang tergabung dalam The Family  Muslim Cyber Army (MCA) itu merupakan penyebar konten-konten hoax yang berkaitan dengan aksi penyerangan ulama, kebangkitan Partai Komunis Indonesia, dan konten-konten negatif terhadap pemerintah.

Mayoritas masyarakat mengapresiasi penangkapan belasan orang di berbagai kota yang telah diselidiki terlibat dalam The Family MCA tersebut.

Pengamat politik dari President University Muhammad AS Hikam mengatakan bahwa kinerja yang dilakukan oleh Polri ini patut diapresiasi karena berhasil mengungkap hoax yang sangat meresahkan dan menggangu keamanan nasional.

“FMCA harus diminta bertanggung jawab karena bisa dianggap melakukan penistaan terhadap agama dan ummat Islam. Pihak aparat keamanan perlu mengusut tuntas bukan saja siapa pelaku di lapangan, tetapi yang lebih penting adalah aktor intelektual di belakangnya. Ini  bukan saja individu-individu tetapi juga organisasi-organisasi yang terkait, baik dari organisasi masyarakat sipil maupun parpol,” ungkap AS Hikam.

Mantan menteri di era Presiden Gus Dur tersebut juga berharap ormas seperti NU dan Muhammadiyah proaktif melakukan pengaduan dan tuntutan agar FMCA tersebut ditindak tegas karena menggunakan simbol agama untuk kegiatan yang meresahkan tersebut.

“Penyebaran hoax ini harus diungkap tuntas karena hal ini sudah terkait dengan keamanan nasional dan eksistensi NKRI. Kegaduhan-kegaduhan terkait isu penyerangan terhadap ulama dan kebangkitan Partai Komunis Indonesia yang terjadi akhir-akhir ini karena hoax yang beredar secara masif di masyarakat, dan ini harus diakhiri,” pungkas Doktor ilmu politik alumnus Universitas of Hawaii ini. (Very)

 

Artikel Terkait