Bisnis

Investasi Sektor ESDM Ditargetkan 5 Persen PDB Indonesia

Oleh : very - Jum'at, 02/03/2018 15:01 WIB

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar. (Foto: detik.com)

Jakarta, INDONEWS.ID - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menggelar pertemuan dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero), PT Pertamina (Persero), dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk, serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), Independent Power Producer (IPP) subsektor ketenagalistrikan, dan IPP subsektor Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Selasa (27/2).

Pertemuan tersebut membahas target investasi subsektor terkait di tahun 2018 yang mencapai 50,96 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau 5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang diproyeksikan sekitar 1 triliun dolar AS.

Arcandra mengungkapkan bahwa Kementerian ESDM bersama Badan Usaha sektor ESDM berkomitmen untuk merealisasikan target investasi di tahun 2018 tersebut.

"Kita akan berkomitmen investasi tahun ini di sektor ESDM itu 50,96 miliar Dolar AS. Dari 51 miliar tersebut, siapa saja yang berkontribusi, ada sektor minyak dan gas bumi (migas), ketenagalistrikan, mineral dan batubara, serta EBTKE," ujarnya seperti dikutip esdm.go.id.

Arcandra juga memastikan komitmen dari Badan Usaha untuk berinvestasi di tahun 2018. "Hari ini kita panggil 3 sektor, EBTKE, ketenagalistrikan, dan migas. Ini kan baru bulan kedua, bulan-bulan selanjutnya akan kita panggil lagi. Tadi masing-masing saya tanya, satu-satu saya tanya komitmen mereka. Nah, dari komitmen itu saya lihat kemajuannya seperti apa. Dua atau 3 bulan lagi kami panggil, sesuai atau tidak realisasinya," katanya.

Investasi di sektor ESDM pada tahun 2018 ditargetkan sebesar 50,96 miliar dolar AS. Jumlah tersebut naik hampir 2 kali lipat dibanding tahun 2017 (26,7 miliar dolar AS). Subsektor ketenagalistrikan menjadi yang terbesar dalam menyumbang investasi di tahun 2018, yakni mencapai 24,88 miliar dolar AS. Diikuti dengan subsektor migas (16,76 miliar dolar AS), minerba (7,31 miliar dolar AS), dan EBTKE (2,01 miliar dolar AS). (Very)

 

Artikel Terkait