Pojok Istana

Dukungan Bersyarat Partai Demokrat untuk Jokowi di Pilpres 2019

Oleh : very - Senin, 12/03/2018 08:48 WIB

Presiden Jokowi pada pembukaan Rapimnas Partai Demokrat di Sentul International Convention Center, Bogor, kemarin (10/3). (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan langkah politik menuju pemilu presiden 2019. Saat berpidato dalam pembukaan rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Partai Demokrat, SBY membuka peluang untuk bergabung mendukung pencalonan kembali Presiden Joko Widodo (Jokowi).

”Jika Allah SWT mengizinkan, Insya Allah Partai Demokrat akan senang berjuang bersama Bapak. Apapun namanya, apakah koalisi atau aliansi, apabila kerangka kebersamaannya tepat,” ujar SBY di Sentul International Convention Center, Bogor, kemarin (10/3).

SBY mengisyaratkan kesiapan bergabungnya Partai Demokrat apabila sejumlah syarat koalisi itu terpenuhi. Selain kerangka kebersamaan, Partai Demokrat juga ingin terlibat dalam penyusunan visi Indonesia 2019-2024. Selain itu, sebuah koalisi akan berhasil, solid, dan kuat jika dilandasi sikap saling percaya. ”Mutual respect dan mutual trust. Koalisi adalah masalah hati. Partai Demokrat siap membangun koalisi seperti ini,” kata SBY.

Menurut SBY, ada dua faktor merosotnya elektabilitas Partai Demokrat pada pemilu 2014. Pertama, adanya kader yang terseret korupsi. Kedua, keputusan untuk tidak mengajukan calon dalam pilpres. Dengan dasar itu, SBY menyatakan kesiapan Partai Demokrat untuk bergabung bersama Jokowi pada Pemilu 2019 nanti. 

”Insya Allah jika masuk pemerintahan, hal-hal yang baik di pemerintahan yang dulu akan diperjuangkan. Sudah tentu, hal-hal yang baik di pemerintahan Pak Jokowi patut dipertahankan dan ditingkatkan,” ujar SBY.

Sementara itu, dalam sambutannya Presiden Jokowi memuji sosok SBY dan Ketua Komando Satgas Bersama (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Jokowi menilai keduanya dikenal sebagai sosok yang rapi dalam berbusana. Karena itu, dirinya berusaha mengimbangi penampilan keduanya.

”Saya selalu kalah rapi sama Pak SBY. Sama Mas AHY apalagi, tambah susah. Sudah ganteng, pinter, rapi, dan cling. Jadi kalau diundang Partai Demokrat harus betul-betul rapi,” kata Jokowi disambut tawa peserta Rapimnas.

Jokowi juga sempat menyinggung sebuah postingan Twitter bahwa dia disebut otoriter. Menurut Jokowi, dirinya sama sekali tidak memiliki ciri-ciri otoriter. ”Lha saya yang selalu senyum ini kok dibilang otoriter, saya ini seorang demokrat,” katanya.

Menurut Jokowi, ciri-ciri seorang demokrat adalah pendengar yang baik, yang menghargai pendapat orang lain dan menghargai perbedaan-perbedaan tanpa menjadikan sebagai sumber permusuhan. ”Kurang lebih saya memenuhilah kriteria-kriteria itu. Artinya, saya dan Pak SBY ini sebenarnya beda-beda tipis banget. Kalau saya seorang demokrat, kalau Pak SBY tambah satu, Ketua Partai Demokrat. Jadi bedanya tipis,” kata Jokowi disambut tawa peserta rapimnas.

Sebelum secara simbolis memukul gong untuk membuka Rapimnas, Jokowi yang berdiri di panggung sempat menunggu SBY, AHY, didampingi Sekjen Hinca Panjaitan yang akan mendampingi prosesi itu. Awalnya, Jokowi berdiri di sebelah kiri gong. Sedangkan SBY, AHY, dan Hinca berada di sebelah kanan untuk menyaksikan prosesi. Saat akan membunyikan gong, Jokowi menyampaikan isyarat tangan, meminta AHY untuk berdiri di sampingnya. Setelah itu, barulah Jokowi membunyikan gong lima kali, tanda Rapimnas Partai Demokrat dibuka. (Very)

 

Artikel Terkait