Nasional

BMKG dan LIPI Kumpulkan Ratusan Peneliti Kaji Cuaca Ekstrem di Samudra Hindia

Oleh : hendro - Rabu, 21/03/2018 17:11 WIB

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal memakai batik biru (hdr/INDONEWS)

Jakarta, INDONEWS.ID –  Seringnya terjadi cuaca ektrem di Samudra Hindia yang berdampak ke Indonesia membuat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menggelar seminar International Indian Ocean Expedition 2 (IIOE-2) yang berlangsung sejak Senin (19/3/2018) hingga Jumat (23/3/2018)mendatang.

Menurut Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal mengatakan IIOE-2  ini, melibatkan 50 peneliti internasional dan 53 peneliti dari akademisi hingga lembaga riset yang ada di Indonesia. Para peneliti itu akan mengamati bidang oseanografi dan atmosfer dari wilayah pesisir sampai laut Samudra Hindia dalam kurun 5 tahun.

"Dari penelitian itu akan diperoleh aktivitas Samudra Hindia, seperti arus laut ataupun pengaruhnya terhadap iklim, cuaca dan ekosistem laut," Kata Herizal di gedung BMKG, Jakarta Pusat, Rabu (21/3/2018).

Herizal menambahkan, digelarnya acara ini guna melaporkan dan mengevaluasi pelaksanaan program-program riset atas aktivitas laut di Samudra Hindia.

Sementara itu ditempat yang sama,Kepala Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) LIPI  , Dirhamsyah, menjelaskan program IIOE -2 ini merupakan komponen penting untuk layanan maritim, pengelolaan lingkungan, prediksi iklim dan ketahanan pangan dan energi.

Lebih lanjut  Dirham menambahkan, P2O telah melakukan penelitian terkait Samudera Hindia sejak 2015 dengan menggunakan kapal Riset K/R Baruna Jaya VIII dalam ekspedisi penelitian Widya Nusantara di Mentawai, Enggano dan Aceh. Selain itu, dalam aspek geosains kelautan, LIPI juga bekerja sama dengan Singapura dan Perancis untuk meneliti sumber-sumber tsunami dan gempa di Samudera Hindia khususnya di barat Sumatera.

“Riset kelautan kita perlu didorong agar dapat ditingkatkan dan saat ini untuk mendukung penelitian Samudera Hindia sedang dibangun Stasiun Penelitian Sabang. Hal ini sebagai komitmen kita untuk melakukan pengembangan penelitian terkait Samudera Hindia,” pungkasnya.

 

Artikel Terkait