Nasional

Menko Luhut: Pembangunan di Indonesia untuk Mengembangkan Ekonomi dan Memperat Kesatuan

Oleh : hendro - Jum'at, 20/04/2018 01:05 WIB

Menko Luhut Binsar P saat berbicara di acara Usindo Washington DC

Washington DC, INDONEWS.ID- Dalam pembukaan pidatonya di gala dinner Usindo (18/4/2018)lalu Menko Maritim Luhut Pandjaitan mengatakan saat bertemu PM Jepang Abe tahun lalu ia menjelaskan bahwa Indonesia negara besar dari Sabang sampai Merauke memerlukan waktu 8 jam terbang sementara Jakarta ke Tokyo hanya 6 jam. Sehingga sangat besar peluang untuk investasi di Indonesia seperti di Sabang, sekitar perairan Natuna dan Masela. Akhirnya, satu setengah bulan kemudian, Delegasi Jepang datang untuk menjajaki kerja sama.

Menko Luhut menambahkan Indonesia terdiri dari 70 ribu pulau, kurang lebih 300 ribu suku, 700 bahasa daerah,230 juta beragama Islam, "Jadi pembangunan infrastruktur bukan semata-mata hanya untuk kepentingan ekonomi tapi juga untuk menyatukan masyarakat yang tersebar di berbagai pelosok," ujar Menko Luhut, Kamis waktu setempat.

Menko Luhut menceritakan saat masih dimiliter  ia bertugas di berbagai daerah sehingga tahu betapa luasnya dan beragamnya Indonesia. Karena itu ia sangat paham saat Presiden Jokowi minta agar pembangunan tidak difokuskan di Jawa saja tapi juga di berbagai pelosok tanah air. Karena itu pertumbuhan ekonomi 5,3 persen merupakan pencapaian besar bahkan kalau mau bisa saja sampai 6 persen. "Tapi presiden ingin meningkatkan kesejahteraan di Indonesia Timur karena itu tidak mencapai 6 persen," ungkap Menko Luhut. 

Melihat pembangunan yang terus berlanjut maka pada 2019 pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 6 persen bahkan 7 persen di 2021. Menko Luhut menceritakan pada 2015 saat masih menjadi Kepala Staf Presiden pemerintah harus menanggung subsidi 300 trilyun sehingga tidak cukup untuk membangun infrastruktur.

Saat itu Menko Luhut menyarankan untuk mengurangi subsidi meski popularitas presiden akan turun dimata masyarakat. "Saya perkirakan popularitas presiden akan turun selama 6 bulan dan akan naik lagi setelah masyarakat mengetahui bahwa dana yang seharusnya untuk subsidi digunakan membangun infrastruktur," ujar Menko Luhut.

Setelah dipaparkan berbagai hal dari sisi ekonomi dan politik, lalu presiden mengambil keputusan untuk mengurangi subsidi dan dana dialihkan untuk pembangunan infrastruktur. Sehingga pada 2015 ekonomi Indonesia rendah namun setelah 6 bulan bergerak naik. 

Menko Luhut menambahkan sebelumnya selama 10 tahun ekonomi tergantung pada komoditas namun berdasarkan UU Minerba 2009 maka fokus pada industri.  Itulah sebabnya tidak lagi ekspor bahan mentah tapi mendorong pertumbuhan di dalam negeri.

Menko Luhut menyatakan saat ke Tiongkok minggu lalu untuk  menghadiri One Belt One Road ( Belt and Road initiative/BRI) pemerintah Indonesia memberikan syarat bila ingin investasi di Indonesia, yakni faktor lingkungan hidup, pemerintah Indonesia tidak mau mendapatkan teknologi kelas dua apalagi netizen di sosial media sangat perhatian dengan isu lingkungan ini.

Selanjutnya mengenai tenaga kerja, menurut Menko Luhut salah satu faktor yang harus diakui masih lemah di Indonesia.

"Karena itu pemerintah segera akan fokus pada pendidikan terutama pelatihan  dan pendidikan vokasi teknologi terutama di luar Jawa," ujar Menko Luhut.

Memang harus diakui, kata Luhut,  puluhan tahun tidak ada yang peduli dengan masalah pendidikan di bidang teknologi untuk masyarakat di luar pulau Jawa padahal banyak anak muda yang cerdas. Karena itu, pemerintah sudah mulai membuka lebih banyak pendidikan teknik bukan hanya di Jawa. Indonesia tidak hanya mau menjadi pasar kemajuan teknologi dari negara lain tapi juga menjadi pelopor dalam bidang ini. Menko Luhut menambahkan bila sekarang pergi ke pelosok di Indonesia maka akan dapat melihat pembangunan dimana-mana.

Misalnya perbatasan Kalimantan dan Malaysia kini berdiri fasilitas yang layak termasuk dari sisi keamanan. Juga tol laut yang menghubungkan antar daerah sehingga terjadi kegiatan ekonomi yang lebih bergairah karena kemudahan transportasi laut. Selain itu sektor pariwisata yang sebelumnya tidak terlalu diperhatikan kini makin banyak tujuan pariwisata di berbagai daerah seperti Labuan Bajo, Danau Toba, Mandalika dan Banyuwangi.

"Kami menyebutnya New Bali dan kedepan angka revenue dalam bidang pariwisata akan terus meningkat," ujar Menko Luhut. 

Pada era Presiden Jokowi banyak pembangunan yang sebelumnya tidak dilakukan kini dibangun di berbagai pelosok tanah air. 

Dalam penutupan pidatonya Menko Luhut menyinggung soal politik terutama tahun politik dan pemilihan presiden tahun depan. "Dari data yang saya dapat sampai hari ini hanya ada dua kandidat yaitu presiden Jokowi dan satu lagi," ujar Menko Luhut tanpa menyebutkan kandidat lainnya.

Menko Luhut menambahkan ketika baru menjabat pada 2015 partai politik yang mendukung Presiden Jokowi hanya 30 persen kini sebaliknya Parpol yang mendukung 70persen.

"Persoalan yang dihadapi sekarang yaitu sosial media terutama facebook yang dengan mudah twist berbagai isu. Saya sudah bicara dengan Menkominfo Pak Rudiantara bagaimana menghadapi hal ini dimana Amerika mengalami hal ini dalam Pilpres lalu," ujar Menko Luhut.

Namun Menko Luhut menjamin bahwa tahun politik kali ini tidak akan terjadi kegaduhan seperti Pilkada DKI karena presiden Jokowi merupakan seorang muslim yang taat, sederhana, tidak menggunakan kekuasaannya untuk pribadi maupun keluarganya. 

Sebelumnya dalam roundtable bussines Usindo Menko Luhut memaparkan kemajuan ekonomi Indonesia secara umum serta kesempatan investasi di Indonesia. Menko Luhut juga mengundang para pengusaha untuk mengikuti kegiatan Annual Meeting IMF-World Bank di Bali.(hdr)

 

Artikel Terkait