Daerah

Gedung Sekolahnya Ludes Dibakar KKSB, Siswa SD Banti Tetap Semangat Hadapi Ujian

Oleh : luska - Sabtu, 28/04/2018 10:01 WIB

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi berikan semangat kepada siswa SD Banti. (Ist)

Timika, INDONEWS.ID - Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) Papua semakin brutal dan sangat membuat masyarakat resah serta merugikan semua pihak, sejak penyanderaan 1.300 warga pada tahun 2017 lalu, penyanderaan guru hingga pembakaran fasilitas umum rumah sakit hingga gedung sekolah di Kampung Waa Banti yang saat ini dirasakan oleh anak-anak dari SD Inpres Banti.

Terbakarnya SD Inpres Banti yang dilakukan oleh kelompok sparatis Papua tersebut, membuat sedih para siswa SD Banti. Saat ini siswa kelas 6 SD Banti menggunakan sekolah Taruna Papua yang berada di Timika untuk melaksanakan ujian di sekolah pada yang akan dilaksanakan pada 3 Mei 2018 mendatang. Dari 38 siswa, yang saat ini berada di sekolah Taruna Papua hanya 26 siswa saja, karena 12 siswa sisanya berada di Kampung Banti.

Kepala Sekolah SD Inpres Banti, Markus Leppang, yang juga mendampingi siswa-siswinya di Sekolah Taruna Papua saat dikonfirmasi membeberkan bagaimana keadaan siswa-siswinya pada saat penyerangan KKSB di Kampung mereka.

Beliau mengatakan bahwa kejadian tersebut terjadi pada tanggal 27 Oktober 2017 dimana pada saat itu aktivitas siswa-siswi SD Banti sedang melaksanakan pembersihan sekolah.

1 jam kemudian situasi di Kampung Banti sangat genting karena adanya Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) Papua yang menjajah kampung tersebut. Seketika masyarakat dan siswa-siswi berlarian ketakutan.

“Saat itu juga, kami para guru pengajar dievakuasi di RS Waa, Banti yang letaknya bersebelahan dengan SD Inpres Banti dan saat itu juga kami mendapat informasi bahwa kami akan dijemput dengan Bus untuk dievakuasi menuju Tembagapura,” singkatnya.

Pada saat perjalanan tepatnya di Kampung Utikini, para guru pengajar dan tenaga medis sempat dicegat oleh Kelompok KKSB dan disuruh turun dari Bus, tetapi mereka dibebaskan dan melanjutkan perjalanan menuju Tembagapura dengan berjalan kaki. Sedangkan masyarakat dan anak-anak berjumlah 1.300 orang di sandera di kampung Kimbelly.

“Beberapa bulan kemudian kami mendapat informasi bahwa sekolah SD Banti dan Rumah Sakit Waa dibakar oleh KKSB,” jelasnya.

Setelah kejadian penyanderaan pada bulan November 2017 hingga pembakaran gedung sekolah beberapa waktu lalu, pihak guru berkordinasi dengan Kepala Distrik agar siswa-siswi SD Banti bisa melaksanakan Ujian di Sekolah Taruna Papua dan akhirnya sekarang siswa-siswi beserta beberapa guru dapat melangsungkan proses belajar mengajar hingga Ujian yang akan diselenggarakan pada tanggal 3 Mei nanti.

Kepala Sekolah berharap kepada pemerintah daerah dan bekerjasama dengan PT. Freeport agar segera membangun kembali gedung sekolah yang ada di Banti. Karena masih banyak siswa-siswi yang membutuhkan bangku sekolah untuk masa depannya.

Ditempat yang sama, Tinus Mukaleng yang merupakan salah satu siswa SD Banti mengeluhkan dengan adanya pembakaran sekolah mereka.

Disatu sisi mereka merasa senang karena dapat melanjutkan ujian di Sekolah Taruna Papua dan melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya. Disisi lain mereka bersedih karena sekolah mereka dibakar oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab dan berpisah jauh dengan orang tua yang sebagian besar masih menetap di kampung Banti.

“Saya senang bisa melaksanakan ujian nanti, tapi saya bersedih karena sekolah kami dibakar, dan harus berpisah jauh dengan orang tua”keluh Tinus yang mewakili kesedihan teman-temannya.

Cita-cita anak-anak papua terkhusus siswa siswi SD Banti ini sangat tinggi, sesekali mereka ditanya tentang cita-cita. Banyak dari mereka yang memiliki cita-cita sebagai Tentara, Polisi, Dokter, Pilot hingga sampai ada siswa yang memiliki cita-cita menjadi Bupati.

Alasan mereka menjadi Bupati karena ingin memajukan kampung mereka. Alasan ingin menjadi Tentara atau Polisi agar mereka bisa menjaga keamanan masyarakat di Kampungnya, ingin menjadi Dokter karena mereka ingin masyarakat di Banti sehat.

Betapa tingginya harapan mereka dengan adanya sekolah di kampungnya untuk meraih cita-cita. Siswa-siswi SD Banti berharap agar sekolah yang sudah dibakar oleh KKSB agar cepat dibangun kembali. (Lka)

Artikel Terkait