Nasional

Bom Mengoyak Kerukunan Umat Beragama

Oleh : very - Minggu, 13/05/2018 19:47 WIB

Bom di Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Aksi bom bunuh diri yang meledak di Gereja Katolik Santa Maria Tak Tercela, Gereja Kristen Indonesia dan Gereja Pantekosta 146 di Surabaya pada hari ini adalah tindakan nyata kejahatan terorisme. Aksi teror hari ini, telah menyebabkan duka, air mata dan bahkan darah yang tercurah pada saat perayaan Ibadah dan Ekaristi di Gereja menjadi saksi hilangnya toleransi dan akal sehat.

“Ledakan Bom ini tidak hanya merusak harta benda, dan juga korban yang meninggal dunia dan beberapa orang luka berat, tetapi juga mengoyak kerukunan umat beragama yang sudah kita jaga. Oleh karena itu, kami menyampaikan kepada keluarga korban dan kepada Bangsa Indonesia, bahwa kami merasakan duka yang sangat dalam serta prihatin dengan peristiwa bom bunuh diri ini,” ujar Ormas Katolik dalam pernyataannya, di Jakarta, Minggu (13/5/2018).

Ormas Katolik tersebut terdiri dari Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia dengan Hargo Mandirahardjo (Ketua Presidium), Benny Sabdo (Sekretaris Jenderal), Presidium DPP Wanita Katolik Republik Indonesia Justina Rostiawati (Ketua Presidium) dan Lies Budi (Sekretaris Jenderal), Pengurus Pusat Pemuda Katolik Karolin Margret Natasa (Ketua Umum) dan Christhoper Nugroho (Sekretaris Jenderal), Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia, Juventus Prima Y. Kago (Ketua Presidium) dan Thomson Sabungan Silalahi (Sekretaris Jenderal), Sekretaris Nasional Forum Masyarakat Katolik Indonesia Veronica wiwiek Sulistyo (Ketua Seknas FMKI), dan Forum Masyarakat Katolik Indonesia Keuskupan Agung Jakarta Yulius Setiarto (Ketua Umum).

“Kami turut berdukacita, turut berbelasungkawa atas korban kemanusiaan yang telah meninggal dunia, Beristirahatlah dalam damai di surga,” ungkap Ormas Katolik. 

Ormas Katolik memandang persatuan dan kesatuan dan kebhinekaan adalah keniscayaan yang harus terus menerus kita jaga, rawat, dan pertahankan dengan segenap jiwa dan raga sebagai suatu sebuah bangsa yang berdaulat.

Mereka juga memandang bahwa tragedi kemanusiaan ini telah melukai hati kita, anak-anak bangsa. “Kita memang masih berduka, tetapi kita ingin bangkit dan melawan kejahatan terorisme dan semua tindakan intoleransi di Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya. 

Maka, Pimpinan Organisasi Massa Katolik di Indonesia menyatakan sikap mengutuk keras aksi segala macam bentuk aksi terorisme di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Kami menyerukan supaya tidak takut terhadap pelaku teror. Mari kita bersatu melawan segala bentuk aksi teror. Semangat persatuan dan kebhinekaan adalah keniscayaan yang harus terus-menerus kita jaga, rawat dan dipertahankan sebagai sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat,” ujar Ormas Katolik.

Selain itu, mereka mendesak sekaligus mendukung aparat keamanan, khususnya Polri untuk mengusut tuntas pelaku teror dan menanngulangi jaringan terorisme di NKRI. Hukum harus ditegakkan dan pelaku teror harus diproses melalui hukum yang berlaku dan mendapatkan hukuman yang setimpal. 

Mereka juga mengajak semua pihak, khususnya umat Katolik di NKRI untuk menciptakan suasana yang kondusif di masyarakat, mempererat persatuan dan kesatuan sebagai anak bangsa untuk melawan kejahatan terorisme, dan tetap merawat komitmen kebangsaan

“Akhir kata, mari kita memperkuat komitmen kebangsaan, dan kami memandang tidak ada tempat bagi pelaku teror di Negara Pancasila. Oleh karena itu, kepada seluruh elemen anak bangsa, kami mendorong untuk bersama-sama membangun Indonesia dengan semangat kebersamaan, kegotong-royongan, mewujudkan solidaritas tanpa sekat tanpa terpecah belah oleh politik identitas dan ujaran kebencian,” pungkasnya. (Very)

Artikel Terkait