Pojok Istana

Presiden Jokowi Usulkan Bunga Pinjaman di LKM Turun

Oleh : very - Kamis, 07/06/2018 08:31 WIB

Presiden Joko Widodo meresmikan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Nelayan di Desa Karangsong, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Rabu. (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Presiden Joko Widodo meresmikan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Nelayan di Desa Karangsong, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Rabu.

Joko Widodo berpendapat keberadan LKM dapat bermanfaat bagi nelayan yang membutuhkan pinjaman untuk modal usaha, tetapi suku bunganya perlu diturunkan. Presiden mengusulkan agar bunga pinjaman di lembaga itu diturunkan dari 7 persen menjadi 3 persen per tahun.

Siaran pers Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin menyebutkan, Kepala Negara pada berbagai pertemuan dengan nelayan, seringkali mendapat keluhan masalah permodalan dan pembiayaan, sehingga menyambut baik kehadiran LKM Nelayan.

Pembiayaan usaha mikro nelayan ini dikelola oleh Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) yang merupakan Badan Layanan Umum (BLU) di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

"BLU tidak mencari keuntungan, yang penting dananya mutar di nelayan," kata Presiden.

Presiden juga berpesan agar para nelayan cermat dalam menggunakan uang pinjaman agar lebih produktif.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden juga sempat berbincang dengan nelayan, salah satunya adalah Carikam.

Carikam adalah seorang nelayan budi daya udang vaname. Ia meminjam Rp50 juta dan ketika panen setelah 3 bulan, keuntungan yang didapat sebesar Rp50 juta.

"Tapi kalau itu waktu harga bagus. Kalau sekarang harga turun, keuntungannya Rp25 juta," ucap Carikam.

Ia meminta kepada Presiden untuk menaikkan harga udang vaname.

"Ya permintaan saya kepada pemerintah khususnya untuk meningkatkan ini Pak, harga (udang vaname)," ujarnya.

Presiden menanggapi aspirasi Carikam dengan menjelaskan bahwa pemerintah tidak bisa mengintervensi urusan harga.

"Ya urusan harga itu `enggak` mungkin pemerintah intervensi, harga itu ditentukan oleh pasar. Kalau produksinya banyak, permintaan berkurang, ya, pasti harganya turun, otomatis," katanya.

Oleh karena itu, Presiden pun menyarankan agar nelayan bisa memperhitungkan kapan harga naik atau turun, sehingga bisa menentukan juga kapan mulai menanam udang.

"Tapi kalau bisa kayak (udang) vaname ini yang banyak `kan untuk ekspor juga, ya, tolong dilihat kapan kita memulai menanam udang itu dan kapan panen. Dihitung betul sehingga harga itu betul-betul kita tahu kapan harga pas naik kapan pas harga turun," tuturnya.

Turut hadir mendampingi Presiden dalam acara ini yaitu Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.

Di Karangsong, Indramayu, merupakan pertama kalinya penyaluran dana BLU LPMUKP melalui LKM, yakni Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Jasa Hasil Windu dan Koperasi Perikanan Laut (KPL) Mina Sumitra.

Plafon yang disetujui masing-masing adalah Rp2 miliar untuk 100 orang pembudi daya dalam Pokdakan Jasa Hasil Windu dan Rp8 miliar untuk 323 nelayan yang tergabung dalam KPL Mina Sumitra.

Skema permohonan pengajuan pinjaman atau pembiayaan dana bergulir ini sangat terjangkau bagi pelaku usaha, terutama untuk skala yang belum terjangkau Kredit Usaha Rakyat (KUR). (Very)

 

Artikel Terkait