Daerah

Ketua YPDT Desak Pemerintah Benahi Sistem Transportasi di Danau Toba

Oleh : very - Rabu, 20/06/2018 10:01 WIB

Ketua Umum YPDT (Yayasan Pencinta Danau Toba) Drs. Maruap Siahaan, MBA. (Foto: Ist)

 

Jakarta, INDONEWS.ID - Pada Senin (18/6/2018) telah terjadi peristiwa tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun di perairan Danau Toba. Kapal tersebut tenggelam saat berlayar dari Pelabuhan Simanindo (Kabupaten Samosir) ke Tigaras (Kabupaten Simalungun) sekitar pukul 17.30 WIB.

Informasi terbaru yang diperoleh Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT) pada hari Selasa (19/6/2018) pukul 14.10 WIB dari Keminfo Kabupaten Samosir, Tombor Simbolon, setidaknya sudah tercatat 96 orang penumpang kapal yang belum ditemukan. Data sebanyak 96 orang tersebut tidak termasuk 19 orang korban yang ditemukan. Jadi kita dapat memperkirakan bahwa penumpang kapal tersebut sebanyak 115 orang. 

Sebelumnya pada Selasa (19/6/2018), Kalaksa BPBD Samosir Mahler Tamba menyebutkan bahwa terdapat 1 korban meninggal dunia bernama Tri Suci diantara 19 orang Korban yang telah ditemukan. Kesembilan belas korban tersebut, terdiri dari 14 orang laki-laki dan 5 orang perempuan.

Atas peristiwa naas tersebut, Ketua Umum YPDT (Yayasan Pencinta Danau Toba) Drs. Maruap Siahaan, MBA menyampaikan duka yang mendalam atas peristiwa yang menyebabkan korban meninggal dunia dan luka-luka.

“Kami menyampaikan dukacita terhadap keluarga korban meninggal dunia dan berharap korban lainnya dapat segera ditemukan dalam keadaan selamat," ujarnya melalui siaran pers.

Ketum YPDT juga berharap agar pemerintah setempat turut bertanggung jawab atas musibah ini dan sesegera mungkin melakukan pembenahan tata kelola transportasi danau, darat, dan udara menuju Kawasan Danau Toba (KDT) dan di sekitar KDT.

“Pemerintah harus hadir lebih nyata di masyarakat untuk mempersiapkan KDT yang ramah, nyaman, dan aman terlebih di tengah-tengah promosi Danau Toba sebagai destinasi wisata internasional," ujarnya.

Maruap Siahaan berharap agar semua pihak, baik masyarakat, pemerintah maupun pelaku usaha, sadar dan tanggap bencana.

Sejauh ini pencarian korban yang hilang masih dilakukan Tim Gabungan (Basarnas, Kementerian Perhubungan, Polisi, dan TNI) dengan bantuan masyarakat setempat. (Very)

 

Artikel Terkait