Politik

Tak Mau Jadi Penonton, PKS Ngotot Kursi Cawapres

Oleh : budisanten - Selasa, 10/07/2018 17:41 WIB

Mantan Presiden PKS, Tifatul Sembiring, tidak ingin partai itu hanya menjadi penonton dan penggembira pada Pilpres 2019. Tifatul ngotot kursi Cawapres harus menjadi milik PKS. (foto:dok)

Jakarta, INDONEWS.ID - Ketika koalisi yang mengusung Joko Widodo dalam Pilpres 2019 kian kompak dan menunggu finalisasi munculnya nama Calon Wakil Presiden (Cawapres), kondisi berbeda dialami koalisi Gerindra dan PKS masih terus mencari formulasi tepat tentang Cawapres yang akan diusung. 

PKS yang selama ini merupakan pasangan yang loyal Gerindra, tidak mau hanya menjadi penonton dan penggembira pada Pilpres 2019.

Mantan Presiden PKS, Tifatul Sembiring, menginginkan kursi Cawapres untuk partai itu. Keinginan itu sudah tidak bisa ditawar lagi dan mutlak hukumnya.

"Cawapres harus dari PKS, kami tidak mau jadi penonton dan penggembira saja. Kalau kami disuruh dukung-dukung saja mungkin enggak. Lebih baik jalan masing-masing saja," kata Tifatul kepada wartawan di Gedung DPR RI, Selasa (10/7/2018).

Tifatul memastikan hubungan PKS dengan Gerindra saat ini masih berjalan baik. Ketua Umum Gerindra, Prabowo yang digadang-gadang menjadi Capres masih berkomitmen memilih satu dari sembilan nama yang disaring Majelis Syuro PKS.

Sejak jauh-jauh hari, PKS telah menyodorkan sembilan kadernya yang layak untuk Pilpres 2019. Mereka adalah, mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wakil Ketua MPR Hidayat Nurwahid, Anggota Majelis Syuro PKS Anis Matta, dan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno. 

Juga ada nama Presiden PKS 2015-2020 Muhammad Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri, dua anggota DPR RI yakni Mardani Ali Sera, dan Muzammil Yusuf, dan Tifatul Sembiring.

Menanggapi beragam wacana yang berkembang mengenai kemungkinan Gerindra memunculkan calon non-kader seperti Anies Baswedan untuk menggantikan Prabowo pada Pilpres 2019 nanti, Tifatul mengaku pihaknya tak keberatan. Asal kursi wakil Presiden tetap diserahkan untuk PKS.

"Kalau beliau (Anies Baswedan) sebagai Capres ya silakan saja, kami Cawapres. Mas Anies kan bisa sebagai kader Gerindra. Tapi itu perlu dibicarakan. Cuma kalau PKS tidak Cawapres jelas bukan opsi kami," katanya.

Menurut Tifatul, PKS sampai saat ini pun masih terbuka untuk berkoalisi dengan partai mana saja.

Namun jika menilik sejarah dengan Gerindra, PKS sudah berjuang bersama sejak Pilpres 2014. Di sana, PKS mengalah dengan menyerahkan kursi cawapres untuk PAN. 

"Tapi yang setia sampai saat ini kan PKS? Setelah kami melakukan kalkulasi, siapapun capresnya, cawapres harus dari PKS. Masalahnya enggak masuk akal, kita dukung orang lain, di DKI seperti itu, di daerah lain begitu, kader kita mendukung dan menang. Kalau mau jalan sendiri go, enggak masalah," ucap dia.

Opsi menduetkan Prabowo dengan Agus Harimurti Yudhoyono dari Demokrat juga diakui tak mengganggu wacana menduetkan calon Gerindra dengan PKS.

"Tidak ada kalau-kalauan, kita masih dengan Gerindra. Kita cukup 20 persen, dengan Demokrat belum ada sedetil ini," tegas Tifatul. (ato)

Artikel Terkait