Jakarta, INDONEWS.ID - Kemenko Bidang Kemaritiman dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas menginisiasi Konferensi Geopark Indonesia I yang diselenggarakan di Gedung Bappenas, Kamis (12/7/2018) kemarin.
Konferensi yang diikuti oleh para kepala daerah yang wilayahnya memiliki geopark (taman bumi), pejabat BUMN, pegiat geopark serta mahasiswa itu diselenggarakan untuk mendiskusikan tentang pengembangan geopark.Salah satunya tentang aturan.
"Menurut saya, perlu ada harmonisasi peraturan supaya tidak menghambat pengembangan geopark," jelas Menko Maritim Luhut B. Pandjaitan saat membuka konferensi.
Lebih jauh, konferensi taman bumi yang rencananya bakal digelar selama dua tahun sekali itu dilakukan menyusul ditetapkannya kawasan Ciletuh Pelabuhanratu dan Rinjani sebagai bagian dari Unesco Global Geopark (UGG) pada Bulan April 2018 lalu.
Hingga kini ada empat taman bumi Indonesia yang telah dimasukkan dalam daftar UGG selain kedua kawasan itu, yakni Geopark Batur dan Geopark Gunung Seweu.
Menurut Menko Maritim, pengakuan Unesco ini telah menaikkan pamor geopark Indonesia sebagai destinasi wisata. "Tapi kita sering lupa bahkan sedikit melecehkan mengenai turis. Padahal Indonesia itu sangat kaya," ujarnya.
Pariwisata, lanjutnya, merupakan salah satu sektor pendulang penerimaan negara terbesar mengalahkan migas. "Turis merupakan penerimaan yang paling cepat. Investasi yang tidak terlalu banyak tapi memberikan return yang cepat," kata Menko dengan mimik serius.
Namun, sambung Menko Maritim, perlu langkah sinergis dari para pemangku kepentingan untuk memaksimalkan potensi pariwisata tersebut. "Soal geopark ini kita ingin kita kerja terintegrasi dan geopark ini harus didukung oleh semua kementerian dan lembaga," tegas Menko Luhut."
Sejauh ini, Menko Maritim menilai bahwa teamwork yang saat ini menangani pariwisata sudah bekerja dengan cukup baik.
Saat ini Indonesia memiliki 80 taman bumi yang merupakan kandidat geopark dunia (Unesco Global Geopark) dan nasional. "Ini harus kita kapitalisasi untuk mendatangkan turis sebanyak mungkin ke Indonesia. Masalahnya, selama ini kita tidak maksimalkan" keluh Menko Luhut.
Penetapan suatu kawasan wisata geologis menjadi geopark dapat memberikan dampak ekonomis selain ekologis dan edukasi. Lebih jauh, Menko Luhut mencontohkan meningkatnya pendapatan dari kunjungan wisatawan ke Tiongkok setelah geopark Taishan ditetapkan menjadi UGG pada tahun 2004.
"Pemasukan pemerintah dari kunjungan wisatawan ke Gunung Taishan pada tahun 2004 hanya mencapai US$ 3.5 juta per tahun di tahun 2004, namun angka itu melonjak menjadi US$ 33 miliar setahun pada tahun 2014," sebutnya. (Hdr)