Politik

Soal Cawapres, Mahfud MD: Pasif Tak Pernah Dekati Parpol

Oleh : budisanten - Selasa, 17/07/2018 17:16 WIB

Mahfud MD tidak mau berandai-andai mengenai posisi Cawapres untuk mendampingi Joko Widodo pada Pilpres 2019. Mahfud bersikap pasif dan tidak mendekati parpol. (foto:dok)

Jakarta, INDONEWS.ID - Masuknya nama Mahfud MD dalam bursa Cawapres dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk Pilpres 2019, memang diluar dugaan.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu mengaku tidak pernah mendekati partai politik terkait posisi Cawapres itu.

Mantan Menteri Pertahanan dan Menteri Hukum dan HAM di era pemerintahan sebelumnya itu, memang tidak aktif untuk melakukan lobi-lobi kepada parpol koalisi pendukung Jokowi.

Dia juga tidak ingin mengganggu dan merepotkan petinggi parpol yang tengah sibuk menyiapkan kader terbaik mereka untuk Pileg.

"Saya sendiri sekarang pasif, tidak pernah mendekati parpol. Bukan sombong, tetapi tidak ingin mengganggu, atau merepotkan petinggi parpol. Proses itu harus secara fair secara gentlemen," kata Mahfud kepada wartawan di Kantor Gubernur DIY, Kepatihan Yogyakarta, Selasa ( 17/7/2018). 

Guru besar tata negara Universias Islam Indonesa (UII) Yogyakarta itu mengatakan, sampai hari ini dia juga tidak pernah melakukan pembicaraan resmi dengan Presiden Jokowi mengenai dirinya masuk bursa Cawapres. Tak hanya itu, juga belum ada parpol yang meminang dirinya.

"Sama sekali belum ada pendekatan-pendekatan untuk Cawapres. Artinya, belum ada pembicaraan resmi, tetapi wacana tersebut terus berkembang. Ini negara demokrasi dan saya akan ikuti proses perkembangannya ke depan, sesuai dengan mekanisme konstitusi,” jelasnya. 

Mahfud tidak mempersoalkan namanya masuk dan dipertimbangkan sebagai Cawapres. Dia juga tidak akan membuat iklan dan memasukkan namanya ke survei-survei.

"Mana ada baliho yang memuat nama saya jadi Cawapres. Tetapi, saya mengikuti semua proses yang terjadi," ujanya.

Dia juga enggan berandai-andai jika nantinya bakal dipilih oleh Jokowi. "Sampai hari ini semuanya seperti itu. Kita lihat saja perkembangannya apakah betul pilihannya jatuh si A si B si C atau siapa saja," pungkasnya. (ato)

Artikel Terkait