Politik

Demokrat Tak Pamit, Jubir Istana Sebut SBY Tak Gentle

Oleh : budisanten - Rabu, 25/07/2018 14:29 WIB

Jubir Istana, Ali Mochtar Ngabalin menyebut Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono tidak gentle karena beralih haluan bergabung Gerindra tampa pamit Istana. (foto:dok)

Jakarta, INDONEWS.ID – Pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, soal sulitnya membangun koalisi dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi sangat disayangkan Istana Negara.

Istana mengklaim pertemuan langsung maupun telepon antara SBY dengan Joko Widodo, sudah cukup lancar. Bahkan sudah ada kesepakatan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi salah seorang menteri setelah Pilpres 2019.

Belakangan, Demokrat yang berlabuh di koalisi umat tanpa pamit dengan Jokowi, dinilai sebagai sikap yang tidak menggambarkan seorang negarawan. Mestinya dia tidak melakukan itu setelah bertemu dengan Ketua Umum Gerindra pada Selasa (24/7/2018) malam.

Juru bicara Istana, Ali Mochtar Ngabalin, menepis semua anggapan SBY itu. Dia mengatakan bahwa pertemuan empat mata antara Presiden Joko Widodo dengan SBY baik yang diketahui publik maupun tidak, sering dilakukan.

"Sudah ada gentlemen’s agreement (kesepakatan). Tapi Pak SBY mengakhirinya dengan cara seperti ini. Ini kan tidak baik. Tidak gentle," kata Ali Mochtar Ngabalin kepada wartawan di Jakarta, Rabu (25/7/2018).

Seperti diketahui, pertemuan antara SBY dengan Prabowo Subianto, menghasilkan kesepakatan, Demokrat bergabung dalam koalisi umat. Di dalamnya terdapat Gerindra, PKS, PBB dan PAN. Namun, PAN sejauh ini masih membuka peluang untuk bergabung ke istana.

Atas sikap ini, SBY pun menegaskan, peluang Demokrat membentuk poros ketiga ataupun bergabung dengan poros petahana Joko Widodo sudah tertutup. Sikap SBY inilah yang dipersoalkan istana. 

Menurut Ngabalin, pernyataan SBY tersebut menggambarkan seakan-akan tidak ada komunikasi dan sulit membangun kesepakatan dengan Jokowi. Terlebih, disebutkan terhambat komunikasi ke istana.

"Pak SBY, tolong, jangan lupa. Komunikasi sudah terbangun selama ini. Kok tiba-tiba seperti ini? Ini ibarat kita sudah melamar, kemudian ada lamaran lagi di atasnya. Harusnya batalkan dulu lamaran sebelumnya," tegas Ngabalin.

Dengan adanya sikap dan pernyataan SBY tersebut, menurut Ngabalin, seakan-akan istana digambarkan sebagai tempat semua kesalahan.

"Pak Presiden membuka diri. Sudah ketemu mata dengan mata, hati dengan hati, tangan dengan tangan. Sudah sepakat," pungkasnya. (ato)

Artikel Terkait