Nasional

Paripurna Bantuan Satgas Kemanusian TNI AL di Lombok

Oleh : luska - Jum'at, 17/08/2018 22:20 WIB

Rumah sakit lapangan TNI AL dibanjiri pasien korban gempa di Lombok. (Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - gempa Lombok pada awal Agustus 2018 dengan berkekuatan 7.0 SR yang melanda dan memporakporandakan wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat telah menyita perhatian penuh dari berbagai lapisan nasional maupun internasional. Pasalnya saat gempa terjadi, Wilayah Lombok sedang di dera kemarau. Berbagai bentuk simpatisan dan bantuan kemanusian terus mengalir ke Lombok.

Gerak cepat langsung dilakukan TNI AL pasca gempa Lombok. Selang beberapa saat TNI AL langsung menerjunkan Pasukan Korps Marinir sebanyak 200 personel yang tergabung dalam Satgas Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRCPB) Marinir TNI AL. untuk membantu para korban gempa. Prajurit laut ini juga menurunkan tiga unsur KRI nya sebagai respon atas terjadinya bencana yaitu KRI dr. Soeharso-990, KRI Karel Satsuit Tubun-356, dan KRI Kakap-811.

KRI dr Soeharso-990 merupakan kapal rumah sakit TNI AL yang dilengkapi banyak fasilitas penunjang kesehatan untuk membantu para korban bencana gempa di Lombok. Kapal rumah sakit KRI dr Soeharso -990 sendiri memiliki fasilitas kesehatan seperti ruang UGD, tiga ruang bedah, enam ruang poliklinik, 14 ruang klinik dan dua bangsal perawatan inap dengan kapasitas standar 40 tempat tidur.

Selain itu berbagai perlengkapan bantuan darurat kemanusian juga turut diangkut dalam misi kemanusian tersebut diantaranya berbagai fasilitas dan alat penunjang seperti 10 unit perangkat perawatan, tenaga medis, 6 unit tenda Rumkitlap, truk dan ambulance, puluhan tenda kesehatan lapangan, dapur lapangan serta perlengkapan penunjang lainnya.

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, mengatakan gempa yang melanda Lombok jelang malam tersebut telah menjadi duka yang mendalam bagi Bangsa Indonesia dan hingga saat ini masih meninggalkan ketakukan dan trauma bagi masyarakat khususnya anak anak.

Kasal memaparkan Letak geologis Indonesia merupakan faktor utama mengapa Indonesia jadi rawan bencana alam. Indonesia berada diantara titik pertemuan tiga lempeng Litosfer, yakni lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik.

Operasi kemanusian di Lombok oleh para prajurit TNI AL terus digencarkan hingga titik akhir. TNI AL terus melakukan pendampingan dan pemulihan kepada para korban gempa Lombok.

Laksamana Siwi Sukma Adji terus mendorong prajuritnya untuk selalu berada di sisi para korban gempa setulus hati membantunya. Kasal juga meninstruksikan TNI AL harus tetap siaga dan taggap dengan berbagai situasi serta keperluan yang dibutuhkan oleh para masyarakat Lombok.

Untuk itu, Kasal memerintahkan kepada Satgas bencana Lombok untuk terus melaksanakan tugasnya hingga tuntas. Untuk menunjang penugasan tersebut TNI AL kembali memberangkatkan kurang lebih 1.200 ton bantuan kemanusiaan kepada korban bencana alam di Lombok, provinsi Nusa Tenggara Barat, Jumat (17/8/2018).

Berbagai bahan campuran seperti Sembako, selimut, pakaian layak pakai, mie instan, makanan kaleng siap saji, obat-obatan medis yang dibutuhkan oleh korban bencana, tenda lapangan, Mobil Pintar yang berisikan buku-buku bacaan anak dan fasilitas Trauma Healing bagi warga Lombok, serta material lainnya.

TNI AL juga mengirimkan 40 truk angkut dari berbagai satuan TNI AL yang akan digunakan untuk pendistribusian bantuan ke lokasi-lokasi bencana di Lombok, unit pengawalan TNI AL, pelibatan personel pengamanan baik itu pengamanan terbuka maupun pengamanan tertutup guna menjaga keamanan bahan bantuan tersebut, hingga pelibatan tim kesehatan TNI AL.

Pada misi kemanusiaan ini KRI Banjarmasin-592 didaulat sebagai Kapal Kemanusiaan Lombok (KKL) yang memiliki kemampuan angkut hingga lebih dari 7.000 ton.

Kasal berpesan kepada para prajuritnya yang sedang bertugas untuk selalu melaksanakan tugas bakti ini secara ikhlas dan sungguh sungguh serta selalu berdoa agar tugas dapat dicapai dengan baik.

Dan,lanjut Kasal, selalu menjaga kemanunggalan TNI dan rakyat agar masyarakat tetap merasa nyaman.

Dingatkan oleh Kasal, para Satgas Kemanusiaan Liombok harus tetap menjaga kkesehatan dan kondisi fisik yang prima serta menjaga profesionalisme sebagai prajurit Angkatan Laut dalam melaksanakan tugas.

Juga selalu menjaga dan pertahankan kesiapan kondisi tehnis alutsista sevara optimal, dengan selalu memperhatikan kondisi alam dan cuaca yang sulit diprediksi.

" Dan yang paling utama adalah menjaga keamanan personel dan keselamatan material, junung tinggi prinsip Zero Accident serta laksanakan manajemen resiko di tiap tiap bagian dengan baik dan terencana," pungkas Laksamana Siwi Sukma Adjie.

Seperti diketahui, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali diguncang gempa dahsyat sebesar 7,0 Skala Richter. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) langsung mengeluarkan peringatan dini tsunami. Namun, warga di sekitar diminta untuk tetap tenang dan waspada. Gempa 7,0 SR tersebut terjadi pada 5 Agustus 2019 pukul 18.36 WIB dengan koordinat 8,37 lintang selatan dan 116,4 bujur timur dengan kedalaman 15 kilometer.

Akibat gempa tersebut sebanyak sebanyak 436 orang meninggal dunia. Korban cedera mencapai 1.353 orang, dengan 783 di antara mereka mengalami luka berat.

Sedangkan jumlah pengungsi korban gempa Lombok mencapai 352.793 orang. Sebaran pengungsi terdapat di Kabupaten Lombok Utara 137.182 orang, Lombok Barat 118.818 orang, Lombok Timur 78.368 orang, dan Kota Mataram 18.368 orang.

Perkiraan kerugian akibat gempa tersebut tersebut berasal dari sektor permukiman Rp3,82 triliun, infrastruktur Rp7,5 miliar, ekonomi produktif Rp432,7 miliar, sosial budaya Rp716,5 miliar, dan lintas sektor Rp61,9 miliar.

Kerusakan dan kerugian terbanyak adalah sektor permukiman mengingat puluhan ribu rumah penduduk rusak berat, bahkan banyak yang rata dengan tanah. (Lka)

Artikel Terkait