Nasional

Kemenko Maritim Mendorong Sinergi Dalam Pengembangan Destinasi Pariwisata

Oleh : hendro - Rabu, 29/08/2018 04:45 WIB

Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman, Safri Burhanudin yang mewakili Menko Bidang Kemaritiman, Luhut B. Pandjaitan dalam rapat persiapan Rakorpusda, di Yogyakarta, Selasa (28/8/2018)kemarin.

Yogyakarta, INDONEWS.ID - Pemerintah  akan mengadakan Rapat Koordinasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan (Rakorpusda), diselenggarakan di Yogyakarta, Rabu (29/8/2018).

Salah satu poin penting yang dibahas adalah perlunya langkah-langkah strategis untuk pengembangan sektor pariwisata dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi dan penguatan ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

“Target 2019 akan ada 20 juta kunjungan wisman, target 2020-2024 kami optimis 25 juta kunjungan wisman, promosi airlines juga perlu diakomodasi dalam frame work dan dukungan anggaran yang dibutuhkan untuk mendatangkan 25 juta kunjungan agar diusulkan oleh Kemenpar,” ujar Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman, Safri Burhanudin yang mewakili Menko Bidang Kemaritiman, Luhut B. Pandjaitan dalam rapat persiapan Rakorpusda, di Yogyakarta, Selasa (28/8/2018)kemarin.

Deputi Safri menjelaskan, dirangkum berdasarkan data dari kementerian/lembaga (k/l) terkait, harus ada berbagai inisiatif (key strategy) yang diperlukan untuk pengembangan pariwisata di antaranya, perbaikan akses konektivitas seperti pengembangan bandara-bandara di daerah menjadi bandara internasional dan jalan tol.

Berbagai atraksi yang beragam di setiap destinasi wisata seperti contoh atraksi Borobudur yang perlu dikolaborasikan dengan atraksi Joglo Semar dan peningkatan kualitas amenitas seperti peningkatan kualitas layanan sistem pembayaran di Labuan Bajo dan Mandalika.

Selain itu, promosi terpadu antara k/l, pemerintah daerah serta BI juga diperlukan, di samping promosi juga perlu terfokus ke negara-negara yang akan disasar yaitu Tiongkok, Jepang, Rusia, AS, Eropa Barat dan Asean.

“Tak kalah penting adalah adanya kesepakatan terkait nomenklatur jenis usaha pariwisata sebagai dasar perumusan kebijakan pengembangan pariwisata dan penyusunan insentif bagi pelaku usaha pariwisata,” imbuhnya.

Saat ini peringkat travel and tourism competitiveness index 2017 Indonesia naik 8 peringkat dibandingkan tahun 2015, namun masih tertinggal dengan Thailand. Aspek yang tertinggal dari Thailand salah satunya adalah aspek amenitas dan akses.

Berkembangnya sektor pariwisata juga akan berkontribusi pada penyerapan tenaga kerja dan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkesinambungan, seimbang, dan inklusif.

Penyelenggaraan Rakorpusda yang diinisiasi bersama oleh Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman diharapkan menghasilkan strategi kebijakan yang akan menjadi prioritas bersama Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia untuk mengakselerasi pengembangan sektor pariwisata.(hdr)

Artikel Terkait