Internasional

Alunan Gamelan dan Angklung Resepsi Diplomatik Akhiri Peringatan HUT RI-73 KBRI Bern

Oleh : hendro - Minggu, 02/09/2018 11:05 WIB

Duta Besar RI untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein, Prof. Muliaman D. Hadad, Ph.D. bersama Kedua belas warga Swiss tergabung dalam the Center of Gamelan Training and Performance in Sion

Bern, INDONEWS.ID - Alunan Gamelan Jawa yang dimainkan dua belas muda – mudi Swiss menyambut kedatangan tamu undangan yang hadir pada Resepsi Diplomatik Peringatan HUT RI ke – 73 KBRI Bern. 

Kedua belas warga Swiss tergabung dalam the Center of Gamelan Training and Performance in Sion ini memamerkan kepiawaian mereka membawakan tembang – tembang Jawa. 

Resepsi Diplomatik yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan peringatan HUT RI ke – 73 ini dihadiri oleh hampir 300 tamu undangan, yang terdiri dari kalangan korps diplomatik, pejabat Pemerintah Swiss, kalangan pengusaha, akademisi, seniman, diaspora Indonesia dan friends of Indonesia. 

Dibuka oleh Duta Besar RI untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein, Prof. Muliaman D. Hadad, Ph.D. Tampak para hadirin dimanjakan tidak hanya oleh pertunjukkan Gamelan Sion melainkan juga persembahan tari tradisional Bali, Panyembrama dan tari Cenderawasih, yang dibawakan lagi – lagi oleh mahasiswa berkewarganegaraan Swiss pecinta budaya Indonesia, Amadine Mareschi.

Penampilan Amadine patut diacungi jempol. Dirinya memulai ketertarikannya pada tari Bali dan tekun mempelajarinya sejak berusia 6 tahun. 

Tak kalah, sejumlah anggota Dharma Wanita Persatuan KBRI Bern turut memeriahkan malam itu dengan permainan alat musik Angklung, membawakan lagu – lagu nusantara seperti Apuse, Gambang Suling dan Ayo Mama.

Mendapatkan sambutan hangat dari tamu undangan Swiss, anggota DWP KBRI Bern juga membawakan tembang tradisional Swiss, Hemmige. Dibawah bimbingan Lia Fossati, pengajar Angklung di Swiss, para anggota DWP ini juga berhasil menyihir pengunjung Asia Festival yang diselenggarakan satu hari sebelumnya di kota Bern. 

Resepsi Diplomatik juga menjadi ajang promosi kekayaan kuliner Indonesia. Para tamu undangan menikmati berbagai hidangan khas nusantara seperti nasi goreng, sate ayam, rendang, gado – gado, dan penganan kecil khas seperti lapis legit. Kuliner Indonesia selalu dinantikan tamu asing dan dirindukan diaspora Indonesia di wilayah akreditasi. Ornamen – ornamen tradisional dari berbagai daerah di Indonesia turut menghias tempat penyelenggaraan dan menjadi daya tarik tersendiri. 

Tidak sekedar perhelatan meriah, kegiatan yang dinanti – nantikan berbagai kalangan dan sukses menuai pujian para tamu undangan ini, sarat akan seni budaya dan kuliner nusantara, bertujuan untuk mempromosikan kekayaan budaya Indonesia, mempererat hubungan persahabatan Indonesia – Swiss, dan people to people contact.  (Hdr)

Artikel Terkait