Sosial Budaya

Kementerian PUPR Pamerkan Buku Koleksinya di IIBF 2018

Oleh : budisanten - Kamis, 20/09/2018 07:01 WIB

Selain dua buku milik Menteri Basuki, yang menarik dalam pameran ini ada terdapat 8 buku kuno yang dipamerkan telah menjadi koleksi perpustakaan semenjak Kementerian PUPR masih bernama Departement of Transportation, Public Works dan Water Management pada masa penjajahan Belanda.

Jakarta, INDONEWS - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) turut ikut berpartisipasi dalam Indonesia International Book Fair (IIBF) 2018 yang menyusung tema "Creative Work Towards the Culture of Literacy".

Terdapat 8 buku koleksi zaman Belanda milik Perpustakaan Kementerian PUPR dan 2 buku karya Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang ikut dipamerkan di booth yang berada di Ruang Cendrawasih, Jakarta  Convention Center (JCC) selama tanggal 12-19 September 2018.

Dikatakan oleh Kepala Biro Komunikasi Politik Kementerian PUPR, Endra S. Atmawidja bahwa booth Kementerian PUPR mengusung tema rumah Betawi dengan foto-foto pembangunan infrastruktur dari masa ke masa.

"Tampilan semakin menarik dengan adanya sepeda onthel yang menjadi daya tarik pengunjung untuk mengambil gambar swafoto. Apabila anda berencana berkunjung ke IIBF 2018 jangan lupa untuk menambahkan booth Kementerian PUPR ke dalam daftar yang akan dikunjungi," ucapnya.

Menurutnya, keikutsertaan dalam pameran ini disamping laporan kepada publik tentang capaian Kementerian PUPR, juga mendukung peningkatan minat baca masyarakat dengan memperkenalkan keberadaan perpustakaan Kementeran PUPR yang dibuka untuk umum.

"Perpustakaan Kementerian PUPR berlokasi di lantai 3, Gedung Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian PUPR," tegasnya.

Sementara itu, disampaikan Endra, dua buku karya Menteri Basuki juga bisa dilihat langsung oleh para pengunjung.

Buku Pertama berjudul "Membangun Infrastruktur Dari Pinggiran" terbitan tahun 2016 ini memuat tentang pembangunan Indonesia dari pinggiran dengan membangun infrastruktur yang berkeadilan sehingga mengurangi kesenjangan antar wilayah sebagai salah satu butir dari Nawa Cita Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla.

Sedangkan untuk buku kedua yakni berjudul "Mengejar Ketertinggalan Infrastruktur" yang diterbitkan tahun 2018 ini berisi tentang pencapaian pembangunan infrastruktur yang bukan hanya pembangunan fisik untuk pengembangan wilayah tetapi juga untuk kegiatan pembangunan yang efektif untuk meningkatkan daya saing produk nasional.

Sehingga dapat mendukung penciptaan lapangan pekerjaan dan juga mengurangi kemiskinan.

Selain dua buku milik Menteri Basuki, yang menarik dalam pameran ini ada terdapat 8 buku kuno yang dipamerkan telah menjadi koleksi perpustakaan semenjak Kementerian PUPR masih bernama Departement of Transportation, Public Works dan Water Management pada masa penjajahan Belanda.

"Buku-buku yang dipamerkan ini bercerita tentang referensi teknik, laporan pembangunan infrastruktur Indonesia pada masa itu, seperti industri mesin uap di Surabaya, kereta apidi Semarang, pasokan air minum di Batavia dan curah hujan di Jawa," bebernya. (ronald)

 

Artikel Terkait