Nasional

KH Miftachul Akhyar Menjadi Rais Aam PBNU

Oleh : luska - Minggu, 23/09/2018 11:01 WIB

KH Miftachul Akhyar Menjadi Rais Aam PBNU.(Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam PBNU menggantikan KH Ma`ruf Amin yang sudah mulai berselancar di ajang Pilpres 2019 sebagai Cwapres dari pasngan nomor urut 1 Joko Widodo - Ma`ruf Amin.

KH Miftachul Akhhyar sebelumnya menjabat sebagai Wakil Rais Aam PBNU. Pengisian jabatan itu juga berdasarkan AD/ART PBNU.

Pemilihan tersebut digelar pada rapat pleno untuk mendengarkan pengunduran diri dari KH Ma`ruf Amin sebagai Rais Aam PBNU.

Dalam rapat tersebut KH Ma`ruf Amin sempat mengatakan, menjadi seorang cawapres adalah tugas berat dan memiliki konsekuensi.

"Meski berat, saya terima sebagai cawapres. Konsekuensinya saya mundur sebagai Rais Aam seperti diatur dalam AD/ART," kata Ma`ruf di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu (22/9/2018).

Ma`ruf mundur sebagai Rais Aam PBNU karena telah ditetapkan sebagai calon wakil presiden (cawapres) oleh Komisi Pemilihan Umum. Pengunduran diri itu juga menunjukkan dirinya tunduk pada aturan NU.

Sebagai informasi, dikutip dari situs resmi NU, KH Miftachul Akhyar tentu saja bukan nama baru di kalangan NU. Terutama Nahdliyin dan kalangan pesantren Jawa Timur. Ia lahir dari tradisi dan melakukan pengabdian di NU sejak usia muda. Tak heran kemudian hari ini mengemban puncak kepemimpinan NU, sebagai Penjabat Rais Aam.

Kiai Miftah adalah Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya. Ia adalah putra Pengasuh Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq Rangkah KH Abdul Ghoni. Ia lahir tahun 1953, anak kesembilan dari 13 bersaudara.

Di NU ia pernah menjabat sebagai Rais Syuriyah PCNU Surabaya 2000-2005, Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur 2007-2013, 2013-2018 dan Wakil Rais Aam PBNU 2015-2020 yang selanjutnya didaulat sebagai Pj. Rais Aam PBNU 2018-2020, di Gedung PBNU, Sabtu (22/9).

Menurut catatan PW LTNNU Jatim Ahmad Karomi, genealogi keilmuan KH Miftachul Akhyar tidak diragukan lagi. Ia tercatat pernah nyantri di Pondok Pesantren Tambak Beras, Pondok Pesantren Sidogiri (Jawa Timur), Pondok Pesantren Lasem Jawa Tengah, dan mengikuti Majelis Ta`lim Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Makki Al- Maliki di Malang, tepatnya ketika Sayyid Muhammad masih mengajar di Indonesia. (Lka)

Artikel Terkait