Internasional

Menko Kemaritiman dan IMF Minta Masyarakat Internasional Berinvestasi untuk Selamatkan Ekosistem

Oleh : hendro - Minggu, 07/10/2018 20:45 WIB

Menko Luhut dan Direktur Pelaksna IMF Ms.Lagarde beserta peserta rapat IMF-WB di Nusa Dua Bali saat membuat terumbu karang

Nusa Dua, Bali - Menko Maritim Luhut Pandjaitan dan Direktur Pelaksana International Monetary Fund Christine Lagarde berpartisipasi pada acara pemulihan dan penanaman kembali terumbu karang. Dalam rangka melindungi wilayah laut dan isinya,  Menko Luhut juga mengajak para hadirin untuk melirik investasi laut, bukan saja di wilayah berbasis lahan.

"Yang ramai dibicarakan saat ini bagaimana pemerintah dan masyarakat dapat mengalihkan risiko kepada pihak ketiga untuk melindungi lingkungan laut. Yang artinya,  mengasuransikan wilayah laut kita. 95% lautan dunia belum dieksplorasi," kata Menko Luhut di Nusa dua , Minggu (7/10/2018).

Lebih lanjut Menko Luhut mengatakan kehadiran para peserta menunjukkan komitmen mereka terhadap pelestarian lingkungan. "Terumbu Karang Nusa Dua ini mencakup 204 Hektar dari garis pantai yang merupakan bagian dari Program Taman Terumbu Karang Indonesia. Taman ini menyatukan ilmu pengetahuan dan aspek-aspek sosial-ekonomi dari pengelolaan ekosistem terumbu karang untuk penggunaan berkelanjutan. Di tempat ini, beragam terumbu karang dari perairan Indonesia akan ditransplantasikan. Kami berharap dapat menciptakan akuarium laut skala besar yang unik," ujar Menko Luhut.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani yang juga hadir di acara tersebut mengatakan bahwa kegiatan ini memberi ide baru baginya untuk memberi asuransi untuk ekosistem kita sebagai salah satu aset dunia.

 "Seperti diketahui populasi terumbu karang kita adalah yang terbesar di dunia dan aktivitas kita bisa merusak terumbu karang tersebut. Kegiatan ini membuat saya berpikir bagaimana kalau kita membuat asuransi terhadap terumbu karang-terumbu karang ini. Kita akan diskusikan ini sebagai asuransi terhadap aset dunia karena terumbu karang ini bukan saja milik Indonesia. Kita juga harus mulai memikirkan untuk merubah perilaku dan gaya hidup untuk tidak memperburuk keadaan terumbu karang tersebut," kata Menteri Keuangan. 

Sedangkan Direktur Pelaksna IMF Ms.Lagarde setuju bahwa ada hubungan antara perilaku manusia terhadap alam dengan bencana alam terutama pada masa perubahan iklim saat ini. 

Atas kegiatan ini, Ms. Lagarde menyambut baik kegiatan ini. "Ini untuk membuat lingkungan kita lebih baik. Dimulai dari sesuatu, membuat kita sadar, menghormati lingkungan kita dan melindungi lingkungan kita,"ujarnya 

Untuk diketahui, di tengah kekhawatiran bahwa sebagian besar karang dunia akan lenyap pada tahun 2050, kegiatan ini menumbuhkan harapan akan pemulihan terumbu karang. 

The Nature Conservancy dan Pusat Pemantauan Konservasi Dunia (UNEP), melakukan studi yang menyatakan  bahwa lebih dari 90 persen karang dunia akan lenyap pada tahun 2050. 

Indonesia memiliki 27,95% dari total karang terumbu karang di dunia, dengan lebih dari 569 jenis karang. Inisiatif Terumbu Karang Internasional telah mendeklarasikan tahun 2018 sebagai “Tahun Internasional Terumbu Karang”.

Nusa Dua Coral Reef Garden (NDCRG), sebagai pengelola proyek ini telah melakukan penelitian dan mengembangkan novasi tentang cara mengembalikan dan menghemat
ekosistem terumbu karang. 

Selain itu organisasi ini juga melakukan perawatan dan transplantasi terumbu karang serta yang tak kalah penting pemberdayaan masyarakat di sekitar pantai untuk ikut dalam perencanaan, penerapan dan pemeliharaan yang berkelanjutan. 
 
Ekosistem terumbu karang berperan penting sebagai tempat berkembang biak dan  memberi makan biota laut. Untuk kehidupan manusia, terumbu karang dapat dimanfaatkan untuk farmasi serta pariwisata.(hdr)

Artikel Terkait