Politik

Politisi Kristiani Harus Kuat dalam Prinsip, Tapi Lentur dalam Cara

Oleh : very - Jum'at, 19/10/2018 11:45 WIB

Caleg DPR RI dari Partai Golkar untuk dapil Jakarta 3 (Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu), Cyrilus I. Kerong (pertama dari kiri) dalam Dikusi Panel “Peran Politisi Kristiani dalam Penguatan Politik Kebangsaan” di Jakarta, Kamis (18/10/2018). (Foto: ist)

 

Jakarta, INDONEWS.ID - Politisi kristiani harus memiliki prinsip yang kuat dan teguh tapi lentur dalam cara dan gaya. Seorang politisi kristiani harus membawa nilai-nilai kejujuran dan integritas dalam kehidupannya. Namun, nilai-nilai tersebut harus dibawa sesuai dengan gaya dan cara tertentu, sehingga bisa diterima oleh banyak orang.

“Menjadi politisi kristiani itu tugas yang sangat berat. Dia harus tulus seperti merpati dan cerdik seperti ular. Dia harus memiliki prinsip yang kuat, tapi lentur dalam cara,” ujar Caleg DPR RI dari Partai Golkar untuk dapil Jakarta 3 (Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu), Cyrilus I. Kerong, dalam Dikusi Panel “Peran Politisi Kristiani dalam Penguatan Politik Kebangsaan” di Jakarta, Kamis (18/10/2018).

Cyrillus mengatakan, seorang politisi kristiani harus memiliki kualitas dan profesionalisme yang tidak dimiliki oleh politisi lainnya. Dia mengatakan, dirinya memiliki kualitas sehingga pekerjaan yang dilakukannya tidak bisa dikerjakan oleh orang lain.

Dia mencontohkan, ketika harus menjadi konsultan beberapa kementerian, dan lembaga seperti Badan Inteligen Negara, dia melakukan tugasnya dengan sangat baik. “Saya melakukan tugas yang orang lain tidak bisa melakukannya,” ujarnya.

Selain itu, politisi kristiani, katanya, harus mengusahakan kepentingan umum (bonum commune). Menurutnya, menjadi orang baik saja itu belum cukup. Seorang politisi harus menjadi orang yang berguna dan membawa manfaat bagi sesamanya.

“Politik itu bukan soal baik dan buruk, tapi siapa kalah dan siapa menang. Politisi itu boleh berbohong, tapi tidak boleh salah. Profesor itu tidak boleh berbohong, tapi boleh salah,” ujarnya.  

Selanjutnya, politisi kristiani harus bisa menghadirkan Tuhan dalam keseharian. Karena itu, katanya, politik harus bisa dibawa dengan santai dalam kehidupannya. Hari ini dia berada di bagian bawah roda, namun di lain waktu, dia berada di puncak roda kehidupan.

Sementarai itu, pendeta Berton Silaban, S.Th mengatakan bahwa seorang politisi harus menghadirkan tiga tugas Yesus Kristus, yaitu sebagai raja, nabi dan imam. Sebagai raja, tugas politisi itu memimpin. Sebagai imam, dia harus mengusahakan kebaikan bersama dan sebagai imam, memberi ajaran yang baik dan benar.

“Peran sebagai raja, nabi, iman inilah yang mesti diemban oleh para politisi kristiani. Mereka harus menata kota, mengusahakan kebaikan dan mengajarkan kebaikan dengan standar moral tertentu,” pungkasnya. (Very)

Artikel Terkait