Nasional

Kemensos Bekerjasama Dengan UNICEF Percepat Rehabilitasi Anak Gempa Sulteng

Oleh : Abdi Lisa - Rabu, 24/10/2018 09:05 WIB

Mensos, Agus Gumiwang Kartasasmita (Foto Ist)

Jakarta, INDONEWS ID – Guna mempercepat proses rehabilitasi anak-anak korban bencana gempa di Sulteng, Kementerian Sosial (Kemensos)  bekerjasama dengan  UNICEF, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Menurut Mensos, Agus Gumiwang Kartasasmita bahwa anak-anak merupakan generasi penerus bangsa Indonesia. Masa depannya masih sangat panjang.

“Maka memulihkan kondisi psikologi mereka setelah terjadinya bencana alam tentu menjadi prioritas pemerintah agar kelak tidak menjadi trauma dan mereka kembali ceria. Kami ingin memastikan bahwa anak yang terkena dampak bencana tidak menjadi lebih rentan terhadap kekerasan, perlakuan salah, eksploitasi, dan penelantaran,” tegas Menteri Sosial RI Agus Gumiwang Kartasasmita (AGK) dalam acara Penerimaan hibah UNICEF untuk anak-anak korban pascabencana gempa, tsunami dan likuifaksi Sulteng, bertempat di Ruang Rapat Utama Kementerian Sosial RI, Selasa (23/10).

Kepada jurnalis, Mensos menuturkan pemerintah tidak mungkin bekerja sendiri, butuh adanya bantuan dan kerjasama dalam proses rehabilitasi sosial korban bencana baik di Sulteng maupun NTB.

Karena itulah dukungan dan kerjasama dengan berbagai mitra kerja terus digalang pemerintah untuk mempercepat dan memaksimalkan upaya rehabilitasi sosial anak.

Bersama UNICEF itulah Kemensos melakukan pendataan anak terpisah, melakukan penelusuran dan mengupayakan reunifikasi anak yang terpisah dari keluarganya, memberikan layanan dukungan psikososial, trauma healing, serta mengeluarkan Surat Edaran Mensos Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pencegahan dan Penanganan Anak Terpisah Dampak Bencana Alam Sulteng.

Seperti berita yang dikirimkan ke meja redaksi tercatat hasilnya, Kemensos dalam melakukan registrasi, penelusuran dan reunifikasi tercatat 101 anak telah teregistrasi sebagai anak hilang, anak yang terpisah, dan anak yang sebatang kara. Dari jumlah tersebut sebanyak 71 laporan masuk melalui registrasi langsung di Sekretariat Bersama dan 29 laporan yang didata melalui media sosial.

“Alhamdulillah melalui upaya penelusuran tim Sekretariat Bersama, telah berhasil dilakukan reunifikasi pada tujuh anak yang terpisah akibat bencana Sulteng,” katanya. (Abdi.K)

Artikel Terkait