Nasional

Para Santri Dituntut Kembangkan Wawasan Islam Moderat

Oleh : very - Kamis, 25/10/2018 13:45 WIB

Ketua Umum Ikatan Da’i Indonesia (Ikadi), Prof Dr. Ahmad Satori Ismail, di Jakarta, Rabu (24/10/2018). (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Di era milinenial ini pendidikan yang diajarkan pada para santri bukan hanya sekadar kewajiban untuk menguatkan aqidah, ibadah ataupun kewajiban untuk memperkokoh ahklak semata. Tetapi para santri juga sudah dituntut untuk dapat mengembangkan ilmu pengetahuan umum dan wawasan kebangsaan dalam upaya untuk menjaga persatuan dan melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ancaman radikalisme dan terorisme   

Dengan memperdalam ilmu pengetahuan umum dan wawasan kebangsaan, maka para santri  juga harus bisa menjalankan kewajiban-kewajiban bagaimana untuk bisa ikut mensejahterakan bangsa ini secara utuh. Sehingga masyarakat Indonesia  nantinya bisa hidup bersama dan damai.

“Disinilah kematangan yang harus bisa dicapai oleh para santri, mulai dari kematangan spiritual, sosial, intelektual dan kematangan-kematangan lainnya termasuk kematangan untuk bisa berbeda di dalam bermaghab, maupun berbeda dalam kehidupan. Kematangan-kematangan yang dimiliki santri itulah sehingga nantinya mampu untuk menciptakan NKRI yang lebih kokoh,” ujar Ketua Umum Ikatan Da’i Indonesia (Ikadi), Prof Dr. Ahmad Satori Ismail, di Jakarta, Rabu (24/10/2018).

Lebih lanjut dikatakan Dosen Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, di dalam menyambut Hari Santri Nasional lalu, di era milenial ini  para santri juga harus  bisa mengembangkan diri dalam meneruskan estafet perjuangan jihad santri di masa lalu. Apalagi di antara yang berperan di dalam membangun bangsa ini adalah para ulama.

“Dan para ulama inilah yang kemudian membina para santri yang dengan tulus ikhlas dan mau berjuang. Dari sinilah diharapkan para para santri itu bisa menghayati perjuangan para pendahulunya dan dapat menjadi penerus perjuangan mereka untuk menjaga NKRI ini dari berbagai macam rong-rongan seperti radikalisme, terorisme ataupun rong-rongan separatisme dan sebagainya,” ujar anggota Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini 

Menurutnya, dengan berkembangnya teknologi informasi yang sangat pesat, para santri juga dituntut untuk mampu mengembangkan wawasan Islam yang moderat dan kebangsaan dalam rangka membangun NKRI. Karena di jaman sekarang ini para santri kalau tidak mengikuti perkembangan di bidang tekhnologi informatika, tentunya para santri itu akan sangat tertinggal. 

“Nah disinilah tuntutan kepada para pengelola pesantren atau orang-orang yang menjadi tenaga pendidik di pesantren untuk bisa menyiapkan agar para santri saat ini untuk lebih melek dalam masalah teknologi ataupun informatika,” ujarnya.

Menurutnya, ilmu pengetahuan umum juga harus diajarkan dalam kurikulum pesantren. Karena pesantren jaman sekarang ini tidak seperti pesantren tradisional pada jaman dahulu yang saat itu tidak mengajarkan pengetahuan umum.

“Para santri di hampir semua pesantren-pesantren sekarang ini sudah mengenalkan dan memasukkan mata pelajaran yang berstandar nasional yaitu baik mulai dari tingkat pendidikan Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan juga Aliyah sekarang itu sudah masuk pelajaran-pelajaran umum seperti yang diajarkan di sekolah pada umumnya,” kata pria yang juga Direktur Pondok Pesantren Terpadu Al Hassan, Bekasi ini.

Selain itu menurutnya, terkait dengan  maraknya berita bohong (hoax) dan ujaran kebencian yang marak di media sosial, para santri juga harus bisa menjadi garda terdepan dalam mengkampanyekan perdamaian, melawan permusuhan, fitnah dan ujaran kebencian yang dapat merusak persatuan.

“Jadi para santri harus bisa menjadi pioner dalam mengkampanyekan perdamaian juga, terutama melalui media sosial para santri harsu bisa melawan hoax dan ujaran kebencian untuk menjaga perdamian negeri in,” kata peraih Doktoral dari Universitas Al Azhar Mesir ini. (Very)

 

Artikel Terkait