Daerah

Kurangi Resiko Banjir, Kementerian PUPR Selesaikan Pembangunan Bendungan Karet

Oleh : Ronald - Jum'at, 09/11/2018 16:15 WIB

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau Bendung Karet Kali Perawan, Jumat (9/11/2018) mengatakan pembangunan Bendungan Karet ini merupakan salah satu cara yang cukup efektif dan efisien untuk pengelolaan air tawar.

Indramayu, INDONEWS.ID - Kawasan permukiman dan lahan pertanian di Pantai Utara Kabupaten Indramayu, Jawa Barat kerap mengalami banjir akibat pasang-surut dan intrusi air laut yang mengakibatkan air menjadi payau dan tidak layak untuk dikonsumsi atau untuk mengairi lahan persawahan.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tahun 2018 telah menyelesaikan pembangunan Bendung Karet Kali Perawan di Desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur. 

Kehadiran bendung karet akan mengurangi risiko banjir di 3 (tiga) desa seluas 380 hektar yakni Desa Kertawinangun, Desa Ilir dan Desa Soge. Selain mengatasi banjir dan intrusi air laut, pembangunan Bendung Karet yang dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Ditjen Sumber Daya Air juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan air atau long storage.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan bendung karet seperti ini merupakan salah satu cara yang cukup efektif dan efisien untuk pengelolaan air tawar.

“Pembangunan bendung tidak membutuhkan pembebasan lahan karena menggunakan badan sungainya sendiri. Desain dan konstruksinya lebih sederhana dibanding pembangunan bendungan. Biayanya pun lebih kecil yakni untuk Bendung Karet Kali Perawan sebesar Rp 67,4 miliar,” ujar Menteri Basuki saat meninjau Bendung Karet Kali Perawan, Jumat (9/11/2018). 

Pada saat musim kemarau, pintu bendung akan ditutup sehingga menjadi long storage yang bisa menampung air lebih dari 1 juta m3 dan sekaligus mencegah intrusi air laut ke sungai.

Sementara pada musim hujan, pintu bendung akan ditutup hingga ketinggian air mencapai elevasi 1,9 meter, yang kemudian dialirkan ke laut dengan kapasitas 255,18 m3/detik.

Dengan tetap terjaganya debit air di sungai tersebut nanti dapat digunakan untuk mengairi daerah irigasi seluas 2.307 Hektar dan diharapkan dapat membantu peningkatan jumlah panen dari 2 kali menjadi 3 kali panen dalam setahun.

Selain itu, bendung karet ini juga dimanfaatkan untuk mengairi daerah perikanan air tawar seluas 200 hektar. Untuk mengakomodir kebutuhan para petani garam, akan dibuat saluran khusus mengalirkan air laut ke tambak-tambak garam sepanjang 1 KM. (ronald)



 

Artikel Terkait