"Penghargaan ini untuk saya sesuatu yang berarti. Upaya-upaya perdamaian dan sosial tentu upaya kita semua. Usaha sosial saya persembahkan untuk ibu saya almarhum dan istri saya yang semasa hidupnya mengabdikan diri untuk aisyiyah di Makassar," lanjutnya.
Terkait Milad Muhammadiyah ke-106, Jusuf Kalla mengatakan apa yang telah dikerjakan Muhammadiyah selama ini merupakan amal ibadah yang luar biasa. Mulai dari pendidikan di segala jenjang, rumah sakit serta usaha sosial lainnya telah memberikan kontribusi yang besar bagi kemakmuran bangsa.
"Apa yang dikerjakan Muhammadiyah adalah manajemen yang luar biasa. Saya sering mengatakan bahwa Muhammadiyah seperti holding company dari atas ke bawah punya tujuan yang sama dengan langkahnya. Sehingga ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua, bahwa untuk mendirikan suatu organisasi dan juga suatu bangsa dibutuhkan suatu sistem yang baik. Insyaallah Muhammadiyah ke depan akan menjadi lebih besar dibandingkan dengan dewasa ini," ujar Jusuf Kalla.
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir menilai sosok Jusuf Kalla, tidak hanya sebagai seorang wakil presiden tetapi juga tokoh nasional yang mampu mendamaikan tempat tempat konflik di negeri ini.
"Dalam momentum Milad tahun 2018 ini, PP Muhammadiyah secara khusus menganugerahkan Muhammadiyah Award kepada Jusuf Kalla sebagai wujud penghargaan tertinggi Muhammadiyah atas dedikasi dalam bidang perdamaian dan kemanusiaan," ujar Haedar Nasir.
"Pak Jusuf Kalla telah mengoreskan sejumlah kepeloporan dan kiprah nyata dalam rekat integrasi nasional untuk tegaknya perdamaian dan nilai-nilai kemanusiaan sebagaimana telah dilakukan di Aceh, Poso dan Ambon yang sangat berarti bagi keutuhan dan persatuan Indonesia. Tokoh nasional yang dua periode dikenal juga sebagai saudagar muslim yang tangguh dan berjasa merekat ukhuwah dan kemajuan umat islam," pungkas Haedar Nasir. (ronald)