Bisnis

Jonan: Revolusi Industri 4.0 Hadirkan Siklus Tatanan Baru

Oleh : very - Kamis, 29/11/2018 17:20 WIB

Menteri Ignasius Jonan saat menghadiri acara International Business Summit 2018 yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) di Hotel Indonesia Kompensky Jakarta, Rabu (28/11). (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Keterbukaan pasar industri akibat dampak revolusi industri 4.0 telah menghadirkan siklus tatanan baru bagi pengembangan dunia industri di dunia, termasuk minyak dan gas bumi. Kini, konsumen menjadi pemegang kendali utama dalam menentukan arah dunia bisnis ketimbang Pemerintah. 

"Sejak Wall Street collapse di tahun 2008, dunia (industri) ini mau tidak mau akhirnya terbuka, yang menentukan akhirnya bukan Pemerintah (lagi) tapi masyarakat sebagai konsumen," kata Menteri Jonan saat menghadiri acara International Business Summit 2018 yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) di Hotel Indonesia Kompensky Jakarta, Rabu (28/11). 

Siklus ini terjadi pula pada subsektor migas dimana selama ini penentuan harga jual migas telah ditentukan oleh pasar dunia bukan Pemerintah. "Kalau harga jual kita (Pemerintah) tidak bisa menentukan, biaya produksi itu yang bisa dikendalikan," ujar Jonan. 

Solusi untuk merespon perubahan tersebut adalah melalui pengembangan lokalisasi industri. Ide ini diharapkan Jonan dapat memunculkan produk industri yang bisa bersaing di pasar dengan tetap mempertimbangkan kualitas. "Dengan lokalisasi industri itu produknya itu sekurangnya sama, tapi harganya lebih kompetitif bukan harganya lebih mahal," jelasnya. 

Jonan menilai biaya (cost) yang efisien akan menjadi aspek yang fundamental dalam menentukan kompetensi industri di masa mendatang. "Cost itu menjadi driver yang sangat amat penting, tidak bisa yang menjadi driver itu harga jual karena banyak yang tidak bisa dikendalikan," kata Jonan. 

Salah satu bukti kompetensi dalam efisiensi biaya yang bakal diusung oleh Pemerintah adalah kehadiran motor listrik. "Motor listrik kalau bisa diproduksi massal asal harganya sama dengan motor yang pakai mesin kombinasi. Kalau gak sama ya berat. Ini menjadi salah satu tantangan," tegasnya.

Jonan mengamati bahwa perkembangan dunia dalam segala hal bergerak begitu cepat. Sebesar apapun perusahaan jika tak bisa mengikutinya maka kelak akan tenggelam. "Ini saya ingin gambarkan dunia berubahnya sangat cepat. Dunia berubah, Anda mau alasan apapun, oh ini karena zaman online, ya Anda harusnya pindah ke online," pungkasnya. (Very)

Artikel Terkait