Nasional

Gerakan Jaga Indonesia Minta Polri Larang Reuni Akbar 212

Oleh : Ronald - Kamis, 29/11/2018 18:25 WIB

Gerakan Jaga Indonesia (GJI) meminta kepolisian untuk melarang reuni akbar 212 yang rencananya akan diadakan 2 Desember mendatang. Disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Presidium Nasional GJI Budi Djarot mengungkapkan kekhawatirannya jika reuni ini ditakutkan akan membawa agenda terselubung yang membahayakan Indonesia.

Jakarta, INDONEWS.ID - Banyak pihak yang mengkhawatirkan tentang rencana reuni akbar 212 pada 2 Desember mendatang. Salah satunya adalah Gerakan Jaga Indonesia (GJI) yang meminta kepolisian untuk melarang reuni akbar tersebut.

Disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Presidium Nasional GJI Budi Djarot yang mengungkapkan kekhawatirannya jika reuni ini ditakutkan akan membawa agenda terselubung yang membahayakan Indonesia.

"Kami sudah minta pada kepolisian dan resersenya untuk menolak reuni tersebut diadakan," ujar Budi kepada media di Forum Wartawan Polri pada Senin, (26/11/2018) lalu.

 
Budi menyebutkan bukan tanpa alasan jika kekhawatiran itu ada. Dirinya berkaca dari gerakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang sudah pernah dilakukan beberapa waktu yang lalu. 


"HTI sudah dibubarkan tapi berubah menjadi ormas yang menggaungkan ideologi khilafah. Ini berbahaya, Indonesia bisa berantakan," tegas Budi.

Sementara itu, untuk mengantisipasi kemungkinan yang terjadi, Budi menyebut jika pihaknya bakal menurunkan ribuan anggota GJI untuk menghadapi relawan 212. Mereka juga sudah menyiapkan 1.000 spanduk bertuliskan #JakartaBernyali. 

"Reuni 212 dan HTI bisa membuat rakyat takut. Kalau takut, sulit untuk melawan. Gerakan Jaga Indonesia membangkitkan kesadaran masyarakat agar berani melawan," tandas Budi. (ronald)

Artikel Terkait