Nasional

Chandra Bhakti: Sinergi Pacu Kreativitas Kepemudaan dan Keolahragaan

Oleh : very - Rabu, 12/12/2018 11:31 WIB

Staf Ahli Kerjasama dan Kelembagaan Kementerian Pemuda dan Olahraga, Chandra Bhakti (duduk, ketiga dari kiri) dalam Focus Group Discussion di Hotel Sotis, Jakarta, Selasa (11/12/2018). (Foto: Ist)

 

Jakarta, INDONEWS.ID -- Potensi kepemudaan luar biasa besar, termasuk dalam bidang olahraga. Karena itu, diperlukan sinergi di antara Kementerian/Lembaga (K/L) untuk mengoptimalisasi potensi dan peranan pemuda dalam kerangka memajukan pembangunan kepemudaan dan keolahragaan di Indonesia. Sinergi tersebut bukan saja dilakukan pada tingkat nasional, tapi juga bahkan di tingkat internasional.

Demikian dikatakan Staf Ahli  Kerjasama dan Kelembagaan Kementerian Pemuda dan Olahraga, Chandra Bhakti, dalam Focus Group Discussion di Hotel Sotis, Jakarta, Selasa (11/12/2018).

Chandra mengatakan bahwa FGD itu dilakukan dalam rangka penguatan kerja sama atau sinergitas bersama seluruh instansi atau stakeholders yang ada. “Kerja sama itu kiranya dapat memacu berbagai pihak, dalam memberi dukungan bagi Kemenpora dalam memacu kreativitas kepemudaan dan keolahrgaan ke depan,” ujarnya.

Dia mengatakan, Asian Games 2018 Jakarta-Palembang pada 18 Agustus-2 September lalu telah menjadi momentum penting bagi peningkatan keolahragaan di dalam negeri. Olahraga juga telah mampu menyatukan kita sebagai sebuah bangsa - yang sempat tercabik sebelumnya - dan telah meningkatkan posisi tawar RI di fora internasional.

“Karena itu, momentum ini bisa menjadi diplomasi RI dalam kancah internasioal, dan juga menjadi diplomasi politik dan kesejahteraan bagi Indonesia,” ujarnya.

Terkait dengan olahraga Pencak Silat, Chandra mengatakan bahwa perlunya bagi Indonesia untuk segera menyiapkan berbagai kerja sama, agar mendukung olahraga itu menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dalam Olimpiade mendatang.

Moderator FGD Vincent de Ornay mengatakan, forum diskusi tersebut merupakan yang ketiga kalinya, setelah sebelumnya dilakukan juga di Jakarta dan di Bogor, Jawa Barat. “FGD itu secara umum berlangsung dinamis mengingat para peserta FGD secara aktif mengelaborasi ide dan gagasan, setelah mendengarkan dan menyimak paparan narasumber,” ujar Vincent yang merupakan staf di Kemenpora ini.

 

Rekomendasi

Focus Group Discussion yang dilangsungkan dari pagi hingga sore itu, menghasilkan beberapa kesimpulan yang selanjutnya akan dilaporkan kepada Menteri Pemuda dan Olarhgara, Imam Nahrawi.

Ketua diskusi, yang juga mantan Staf Ahli Menpora masa Adhyaksa Dault, Viktus Murin mengatakan, diskusi itu efektif menghasilkan pemikiran yang berguna bagi pengembangan kepemudaan dan keolahragaan.

Adapun kesimpulan diskusi itu sebagai berikut:

  1. Negara melalui Kemenpora harus menata diri untuk menjangkau seluruh segmen pemuda yang termarjinal, baik secara gografis maupun geopolitik sehingga tidak ada lagi ruang hampa, dimana pemuda merasa dirinya tak bermakna dalam NKRI.
  2. Diperlukan kontekstualisasi regulasi pembangunan kepemudaan yang disesuaikan dengan denyut nadi kemajuan zaman. Kemenpora sebagai regulator pembangunan kepemudaan harus mampu menyesuaikan diri dengan denyut perubahan tersebut.
  3. Perlunya peningkatan anggaran Kemenpora yang siginifikan dari waktu ke waktu. Untuk hal ini, Kemenpora perlu melakukan pendekatan dengan DPR yang memiliki hak budget.
  4. Pentingnya memacu kreativitas daerah dalam menempatkan Kepemudaan dan Olahraga dalam nomenklatur tersendiri. Di beberapa provinsi misalnya, di NTT, ditemukan bahwa kepemudaan dan olahraga ditempatkan dalam satu dinas (Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga). Jadi perlunya pemerintah daerah meningkatkan atensi bagi pemuda yang berprestasi.
  5. Pentingnya supervisi pada cabang-cabang olahraga khusus seperti pencak silat. Manajemen juga khusus perlu dilakukan. Kalau Indonesia ditargetkan pada tahun 2032 menjadi tuan rumah Olimpiade, maka paling tidak, pencak silat harus dipersiapkan dari sekarang. Misalnya, kampanye cabor pencak silat dilakukan melalui sinergi dengan BUMN, seperti Garuda Indonesia.
  6. Dilakukan manajemen penelusuran bakat pemuda. Dengan begitu pemuda tidak hanya berpresasi tapi juga memiliki karakter yang baik.
  7. Pemanfaatan kekuatan tekonogi IT melalui aplikasi digital yang bersifat khusus, tapi menjadi kanalisasi dari kreasi pada pemuda. (Very)

 

 

Artikel Terkait