Bisnis

Ekonom Apresiasi Keberhasilan Pemerintah Kendalikan Inflasi

Oleh : very - Sabtu, 15/12/2018 20:30 WIB

Ekonom Universitas Hasanuddin Makassar, yang juga Komisaris Utama PT Perkebunan Nusantara 6 (PT PN6), Muhammad Syarkawi Rauf saat memberikan kuliah umum di STIE AMKOP Makassar, Sabtu, 15/12/2018. (Foto:ist)

 

Jakarta, INDONEWS.ID -- Perkembangan inflasi secara nasional dalam empat tahun terakhir menunjukkan kecenderungan yang semakin menurun. Dimana pada tahun 2013 inflasi masih sangat tinggi sebesar 8,38 persen dan 8,36 persen tahun 2014.

Penurunan inflasi sangat signifikan terjadi mulai tahun 2015, yaitu menjadi hanya sekitar 3,35 persen, turun lagi menjadi 3,02 persen tahun 2016, 3,61 persen tahun 2017 dan sekitar 3,23 persen pada Nopember 2018. 

Perkembangan inflasi yang semakin rendah salah satunya disebabkan oleh keberhasilan pemerintah mengendalikan harga-harga kebutuhan pokok, khususnya harga bahan makanan yang selama ini menjadi penyumbang inflasi terbesar.

Ekonom Universitas Hasanuddin Makassar, yang juga Komisaris Utama PT Perkebunan Nusantara 6 (PT PN6), Muhammad Syarkawi Rauf saat memberikan kuliah umum di STIE AMKOP Makassar, Sabtu, 15/12/2018, menyatakan bahwa penurunan inflasi yang sangat drastis disebabkan oleh ketersediaan bahan-bahan kebutuhan pokok, khususnya beras, bawang putih, minyak goreng, terigu, gula pasir putih, cabai, bawang merah dan kebutuhan pokok lainnya dalam jumlah serta waktu yang tepat, khususnya pada saat momen hari-hari besar keagamaan.

“Hal ini dapat dilihat pada data BPS yang menunjukkan bahwa inflasi bahan makanan pada tahun 2014 masih sekitar 10,57 persen, turun menjadi 4,93 persen tahun 2015, 5,69 persen tahun 2016, 1,26 persen tahun 2017, dan diperkirakan hanya sekitar 1,69 persen tahun 2018,” ujar mantan ketua KPPU periode 2015-2018 ini.

Lebih lanjut menurut Muhammad Syarkawi Rauf, andil bahan makanan terhadap pembentukan inflasi juga mengalami penurunan dari 2,06 persen tahun 2014 menjadi 0,98 persen tahun  2015, menjadi 1,21 persen tahun 2016, 0,25 persen tahun 2017, dan diperkirakan hanya 0,34 persen pada tahun 2018.

Inflasi yang semakin rendah berdampak pada daya beli masyarakat yang semakin baik. Artinya dengan peningkatan pendapatan yang lebih tinggi dari inflasi (secara tahunan terjadi penyesuaian upah), masyarakat bisa membeli kebutuhan pokok dalam jumlah yang lebih banyak. Hal ini juga berdampak terhadap penurunan jumlah penduduk miskin.

“Inflasi rendah memberi kesempatan kepada masyarakat berpendapatan tetap untuk menabung sehingga tersedia cukup dana pihak ketiga di perbankan untuk membiayai investasi,” tegas ekonom Unhas ini.

Dia mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi kepada pemerintah, khususnya Kementan yang telah mampu menjaga produksi bahan-bahan kebutuhan pokok dalam jumlah yang cukup selama empat tahun terakhir. “Tanpa kerja keras Kementan dan lembaga terkait lainnya, khususnya Tim Satgas Pangan POLRI yang mengawasi distribusi bahan pangan, hal ini sulit dicapai,” ujarnya.

Lebih lanjut, Syarkawi berharap pemerintah dapat mempertahankan prestasi ini pada tahun 2019 sehingga target inflasi 3,5 persen plus minus satu persen dapat tercapai. “Kita tahu bahwa situasi ekonomi tahun 2019 akan diliputi ketidakpastian tetapi pemerintah memiliki langkah-langkah antisipasi sehingga produksi/ ketersediaan dan distribusi bahan kebutuhan  pokok tetap terjamin pada jumlah dan harga yang terjangkau,” pungkasnya. (Very) 

 

Artikel Terkait