Nasional

BMKG Bersama Stakeholder Lingkungan Dukung Penuh Pembangunan Sistem Peringatan Dini Di Indonesia

Oleh : Ronald - Sabtu, 12/01/2019 12:10 WIB

Bertempat di Gedung Manggala Wana Bakti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sabtu (12/1/2019), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan juga Badan Nasional Penanganan Bencana (BNBP) serta Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana BPPT menggelar kegiatan diskusi dengan tema

Jakarta, INDONEWS.ID - Bertempat di Gedung Manggala Wana Bakti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sabtu (12/1/2019), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan juga Badan Nasional Penanganan Bencana (BNBP) serta Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana BPPT menggelar kegiatan diskusi dengan tema "Manajemen Early Warning System Penanggulangan Bencana Alam".

Diskusi ini diselenggarakan dalam rangka meningkatkan manajemen early warning system terhadap bencana yang terjadi saat ini di Indonesia. Kegiatan ini turut dihadiri oleh para petinggi dari lembaga (stakeholder) yang bersangkutan, seperti Deputi Bidang Meteorologi Drs. RM. Prabowo, M.Sc, Menteri KLHK Dr. Ir. Siti Nurbaya Abubakar, Sekretaris Utama BNPB Ir. Dodi Ruswandi, MSCE dan Direktur Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana BPPT Ir. Eko Widi Santoso, M.Si.

Dalam paparannya Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Drs. RM. Prabowo, M.Sc, menjelaskan bahwa BMKG mendukung adanya Manajemen Early Warning System Penanggulangan Bencana Alam.

Disampaikan Prabowo, bahwa selama ini salah satu bentuk dukungan BMKG yaitu dengan terus memberikan update informasi perkembangan kondisi cuaca 2018/2019 untuk mengantisipasi bencana yang akan datang secara khusus untuk wilayah Indonesia yang akan memasuki pergantian musim hujan ke musim kering.

Tidak hanya itu, Prabowo juga memaparkan mengenai prakiraan titik hotspot untuk wilayah yang memiliki potensi rentan kebakaran hutan.

Sementara bentuk dukungan yang diberikan oleh BNPB terhadap kegiatan ini adalah mereka akan membangun lingkup konsep MHEWS (Multi Hazard Early Warning System) yang mencakup konsep dalam mendeteksi, menganalisa, diseminasi, serta kesiagapan masyarakat.

Disampaikan langsung oleh Sekretaris Utama BNPB Ir. Dodi Ruswandi bahwa rencana induk MHEWS akan memasukan kementerian atau lembaga stakeholder yang berperan dalam penanggulangan bencana.

Sedangkan dukungan yang diberikan oleh BPPT yakni dengan menghadirkan inovasi teknologi instrumentasi kebencanaan yang dimilikinya untuk mendukung memberikan peringatan dini kepada wilayah yang rentan terjadinya bencana seperti alat LEWS, Pilot Plant EQ Ready Building, FEWS, dan Sistem Peringata Dini KARHUTLA.

Dari semua kegiatan yang dilakukan oleh lembaga tersebut, sepenuhnya didukung penuh oleh Kementerian LHK dalam melakukan Manajemen Early Warning System Penanggulangan Bencana Alam.

Tidak berhenti sampai disitu, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Drs. M. R. Karliansyah, M.S juga mengungkapkan dukungannya kepada manajemen early warning system terhadap bencana dengan memfokuskan pada pengembangan Rapid Environmental Assesment (REA) yang lebih memprioritaskan dampak potensi setelah bencana sebagai bentuk yang baik dalam situasi bencana.

Sedangkan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Ir. Wiratno, M.Sc pada kesempatan ini turut memberikan informasi dampak dari terjadinya erupsi dan tsunami terhadap keadaan sumber daya alam yang terkena dampak.

Dari kegiatan ini diharapkan para stakeholder terkait dapat bekerja sama dan saling memberikan dukungan dalam memanajemen sistem peringatan dini penanggulangan bencana yang ada di Indonesia. (ronald)

Artikel Terkait