Nasional

Mendagri Ajak Masyarakat Tebar Kedamaian

Oleh : hendro - Sabtu, 19/01/2019 09:25 WIB

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menghadiri perayaann Natal bersama keluarga besar umat Nasrani Kementerian Dalam Negeri dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP).

Jakarta, INDONEWS.ID – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menyampaikan ucapan pesan Natal kepada keluarga besar umat Nasrani Kementerian Dalam Negeri dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP).

Dalam pesannya, Tjahjo berharap Perayaan Natal kali ini dapat menebarkan kedamaian, membawa kemuliaan di hati, dan membawa semangat kegotong-royongan demi membangun negara Indonesia tercinta. 

Tjahjo menilai perayaan 6 (enam) agama yang sesuai dengan undang-undang semata-mata untuk menunjukkan bahwa pemerintah melindungi dan memberikan kesempatan seluruh warga negara  untuk tidak hanya memeluk dan tidak hanya beribadah, tetapi juga melaksanakan acara keagamaan yang ada.

Hal itu disampaikan Tjahjo dalam Perayaan Natal bersama di lingkup Kemendagri dan BNPP yang dilaksanakan di Aula Sasana Bhakti Praja Kemendagri Jakarta, jum’at (18/1/2019) kemarin.

Kemendagri sendiri telah menjadikan peringatan hari-hari besar keagamaan menjadi agenda rutin tahunan untuk dirayakan bersama. Dihadiri pemeluk agama yang lain, Tjahjo mengingatkan negara Indonesia adalah negara majemuk dan negara yang menanamkan rasa gotong-royong.

“Negara kita adalah negara yang majemuk, negara kita adalah negara yang bergotong royong, negara kita adalah negara yang membangun kasih sayang dalam rangka melayani masyarakat dari sebuah pemerintahan yang ada," ujarnya.

Tak lupa, politikus senior PDIP ini turut mengucapkan duka mendalam atas bencana alam yang terjadi di 2018 dengan harapan di tahun yang akan datang akan lebih baik.

Dalam penjelasannya Tjahjo mengingatkan akan sensitivitas tahun di Pemilu Serentak 2019. Tjahjo berharap tahun ini adalah tahun yang menggembirakan, dikarenakan tahun ini masyarakat Indonesia melaksanakan pesta demokrasi dan mengajak masyarakat untuk turut menghilangkan racun demokrasi.  

“Hilangkan racun-racun demokrasi seperti politik uang, berujar kebencian, fitnah, berita bohong, Hoax, apalagi kampanye yang bersifat politisasi SARA. Sehingga partisipasi masyarakat bisa secara maksimal, negara menjamin kebebasan negara menjamin keamanan sehingga warga negara ini mampu untuk bisa melaksanakan konsolidasi demokrasi di negara kita Indonesia tercintat," tegasTjahjo. 

Di akhir sambutannya Tjahjo menitipkan agar khotbah keagamaan berisikan semangat persatuan dan kesatuan agar rasa kebersamaan dan persaudaraan tidak menjadi korban.

“Saya titip kepada pimpinan keagamaan yang ada, pada Romo dan Pastur yang ada setiap khotbah-khotbah untuk titipkanlah rasa kebersamaan, rasa persatuan dan kesatuan, rasa persaudaraan, rasa kasih sayang di antara kita. Jangan hanya karena mengejar kekuasaan, mengejar jabatan mengorbankan kasih sayang sehingga mengorbankan kebersamaan dan persaudaraan di antara kita ini,"pungkasnya.

 

Artikel Terkait