Nasional

Armada Militer Multi Tugas LPD 124 Meter

Oleh : hendro - Senin, 21/01/2019 23:32 WIB

Kepala Staff Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji secara langsung menerima secara simbolis dari Direktur Utama PT PAL INDONESIA (Persero) Budiman Saleh.

Surabaya, INDONEWS ID - Kapal Landing Platform Dock (LPD) 124 Meter karya putra-putri bangsa, siap diserahterimakan. Kepala Staff Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji secara langsung menerima secara simbolis dari Direktur Utama PT PAL INDONESIA (Persero) Budiman Saleh.

 Serah terima yang disaksikan oleh para pejabat teras TNI Angkatan Laut dan Manajemen PT PAL INDONESIA (Persero) ini berlangsung dengan lancar di Dermaga Divisi Kapal Niaga.

Direktur Utama Budiman Saleh mengungkapkan, Kapal yang diproduksi insan PAL Indonesia ini telah melalui serangkaian proses pembangunan, mulai, pemotongan plat pertama, peletakan lunas kapal, peluncuran, HAT SAT sampai tahap akhir yaitu commodor inspection. Proses tersebut dilalui dengan sangat ketat baik dari Satgas maupun pihak class.

“Setelah melalui tahapan sea trial yang dilaksanakan 3 hari dan dilanjutkan dengan Commodorre Inspection, kapal ini telah teruji kualifikasinya," tuturnya di Surabaya, Senin(21/1/2019).

Budiman menambahkan, proses produksi kapal ini sudah sesuai dengan rencana yang ditetapkan, meskipun adanya penambahan fungsi khusus yang akan melengkapi tugas kapal ini kedepannya.

KSAL Laksamana TNI Siwi Sukma Adji menegaskan, bahwa pengadaan kapal ini sesuai dengan pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum (Minimun Essential Force/MEF) Armada Perang Angkatan Laut. Kapal yang memiliki fungsi azasi untuk membantu distribusi militer baik logistik, peralatan dan perlengkapan militer, di samping itu juga memiliki fungsi lain yaitu sebagai Kapal Bantu Rumah Sakit untuk bantuan bencana alam.

 “Meskipun ini adalah kapal perang pendukung tugas militer, kapal ini juga mampu mendukung tugas non-militer. Seperti yang kita ketahui beberapa peristiwa bencana yang telah terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, seperti gempa bumi Lombok, gempa bumi Palu, kecelakaan Pesawat Lion Air JT 610, tsunami di Banten dan Lampung, maka peran kapal seperti ini akan sangat diperlukan,” ujarnya. 

Untuk diketahui, kapal dengan nomor pembangunan W000298 ini dibangun atas kontak jual beli nomor : KTR/03/02-49/I/2017/Disadal. Kapal Perang tipe pendukung ini memiliki kecepatan sebesar 16 Knot dengan mesin pendorong sebesar 2 x 2920 KW dan mampu bertahan selama 30 hari di laut serta mampu mengangkut 3 Helikopter, 2 kapal LCU dan 2 kapal LCVP serta beberapa kendaraan tempur. 

Melalui inovasi dan saran-saran masukan dari pengguna, kapal yang diproduksi selama 23 bulan ini diharapkan mampu untuk menjalankan tugas dan fungsi azasinya.

PT PAL Indonesia (Persero) selain membangun kapal perang dengan tipe pendukung, juga membangun Kapal Perang Kombatan sesuai amanah UU No 16 Tahun 2012. 

Hal ini pun menunjukkan bahwa secara kualitas dan kapabilitas PT Indonesia (Persero) sangat mumpuni dalam  melahirkan sejumlah produk kapal militer maupun komersial dan produk rekayasa umum yang sudah tersebar di seluruh dunia. 

Disamping selain manufaktur kapal dan MRO, core business PT Indonesia (Persero) juga dibidang reverse engineering dan elektrifikasi. 

Bentuk hasil karya nyata dalam penyelesaian setiap proyek pun tidak lepas dari fasilitas dan kapabilitas yang dimiliki, berikut beberapa bentuk pembuktian kemampuan dan keunggulan PT PAL Indonesia (Persero), yaitu kelengkapan saranan prasarana/fasilitas produksi yang handal dengan adanya Graving Dock “Semarang” dimensi (meter) 300 x 32 x 10,3 kapasitas 50,000 DWT, Graving Dock “Irian” dimensi (meter) 237 x 28 x 12 kapasitas 20,000 DWT, Floating Dock “Pare-Pare & Surabaya” kapasitas masing- masing 5,000 TLC, Slip Way dimensi (meter) 150 x 100 kapasitas 40,000 DWT, Ship Lift kapaitas 1,500 TLC, hangar kapal selam dimensi (meter) 105 x 180 kapsitas 2,000 Ton.

 Implementasi integrated IT software, PT PAL Indonesia (Persero) ditunjang dengan teknologi yang mumpuni dan terintgrasi satu dengan lainnya sehingga kecepatan dan ketepatan pun dapat dihasilkan, seperti software engineering dari Design, Project Management, ERP seluruhnya mampu secara real time terintegrasi ke Bangkap (Pembangunan Kapal), Harkan (Pemeliharaan dan Perbaikan) dan Rekum (Rekayasa Umum). Adapun software design engineering, yaitu Nappa Software, Cadmatic Software, HTFS Software, dan Compress Software; 

Dari segi finansial PT PAL Indonesia memilki fasilitas keuangan dengan total Rp. 5,72 T dan siap untuk pengerjaan proyek lain kedepannya tanpa adanya kesulitan dalam pembiayaan. (Hdr)

Artikel Terkait