Internasional

Selebritas Indonesia Dukung Diplomasi Kemanusiaan Bantu Pengungsi Palestina di Yordania

Oleh : hendro - Senin, 28/01/2019 20:40 WIB

Dubes RI Amman, Andy Rachmianto bersama selebriti Indonesia saat menyerahkan bantuan kepada Direktur UNRWA-Yordania Roger Davies

Yordania, INDONEWS.ID - Duta kemanusiaan Sahabat Palestina Memanggil (SPM), Opick Tomboati dan Dik Doank melakukan perjalanan misi kemanusiaan untuk penyaluran bantuan kemanusiaan ke Yordania dan Palestina.

Dalam kunjungan di Amman, artis tanah air ini juga sempat menghibur diaspora Indonesia dalam acara tatap muka yang difasilitasi oleh KBRI Amman.

Misi kemanusiaan yang diorganisir oleh Qupro Indonesia dengan bantuan KBRI Amman dalam penyalurannya bekerjasama dengan Badan PBB yang menangani pengungsi Palestina, UNRWA (United Nations Refugee Work and Relief Agency for Palestinian Refugees) dan JHCO (Jordan Hashemite Charity Organisation), sebuah institusi yang dibentuk langsung oleh Pemerintah Yordania untuk menerima dan menyalurkan bantuan untuk pengungsi.

“Misi penggalangan dana untuk pengungsi Palestina telah dilakukan selama 10 tahun terakhir dan kali ini penyaluran donasi sebesar $ 50.000,- dapat langsung diserahkan kepada pengungsi Palestina di Yordania dan juga kepada warga Palestina yang sangat membutuhkan di Yerusalem”, demikian disampaikan Opick dihadapan Roger Davies, Direktur UNRWA-Yordania yang juga disaksikan oleh Dubes RI Amman, Andy Rachmianto, Minggu (27/1/2019) kemarin.

Lebih lanjut Roger Davies mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kepedulian  masyarakat Indonesia terhadap pengungsi Palestina dengan mengamanahkan bantuan kemanusiaan tersebut melalui UNRWA.

Bantuan masyarakat Indonesia yang diterima UNRWA pada awal tahun 2019 ini memiliki makna yang mendalam, karena bantuan ini diterima di tengah krisis finansial yang sedang dihadapi UNRWA. 

Sejumlah donor utama UNRWA, utamanya Amerika Serikat, memutuskan untuk menghentikan bantuan finansial bagi operasionalisasi UNRWA sehingga mengancam keberlangsungan program pendidikan dan kesehatan bagi para pengungsi Palestina.

Kondisi finansial UNRWA saat ini masih mengalami defisit sebesar USD 217 juta, sehingga mendesak UNRWA untuk mencari dukungan sumber dana baru, tidak saja berasal dari negara donor namun juga dari kalangan korporasi maupun perseorangan.

Dubes RI Amman juga menyampaikan keprihatinannya  tentang krisis finansial yang sedang dihadapi UNRWA. “Indonesia akan terus mendukung penggalangan dana untuk membantu operasional UNRWA, baik itu melalui pledge Pemerintah RI, maupun dari kalangan masyarakat Indonesia termasuk dari kalangan artis dan pekerja seni lainnya”, tegas Andy. 

Dalam kerangka Internasional, Indonesia terus berperan aktif dalam mendesak negara-negara internasional untuk memberikan perhatian yang lebih kepada UNRWA.

Perjuangan bangsa Palestina dalam meraih kemerdekaan  merupakan agenda prioritas dalam politik luar negeri Indonesia, yang akan terus didorong melalui keanggotaan tidak tetap di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB),” lanjut Dubes Andy. 

Selama tahun 2018, bantuan Indonesia untuk Palestina, baik yang berasal dari pemerintah, sektor swasta, perguruan tinggi, masyarakat umum maupun perorangan (philanthropist) mencapai nilai USD 3,63 juta, dan USD 1,38 juta diantaranya merupakan bantuan Indonesia untuk UNRWA. 

Sejak 15 Oktober 2018, UNRWA telah bekerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) meluncurkan kampanye hastag Dignity is priceless yang dilakukan dalam rangka menggalang dukungan dari publik Indonesia untuk membantu pengungsi Palestina. Diharapkan rasa solidaritas dan kedermawanan masyarakat Indonesia dapat membantu pengungsi Palestina.

Dalam pendistribusian bantuan kemanusiaan melalui lembaga JHCO, telah diserahkan bantuan peralatan sekolah secara langsung kepada lebih kurang 500 orang anak-anak pengungsi Gaza yang berada di kamp pengungsi Palestina di Jerash.

Kamp pengungsi Jerash merupakan kamp pengungsi Palestina yang terpadat di Yordania dengan 29.000 pengungsi yang menempati lahan seluas 0,75 Km persegi. 

Pemilihan kamp pengungsi Gaza di Jerash dikarenakan para pengungsi Palestina yang berasal dari Gaza sejak tahun 1948 ini merupakan kamp pengungsi Palestina yang paling miskin diantara 10 (sepuluh) kamp pengungsi Palestina yang ada di Yordania dengan 52,7 persen penduduk pengungsi berada di bawah garis kemiskinan.

Saat ini hanya terdapat 3 bangunan sekolah yang dimiliki UNRWA di kamp Jerash, namun akibat banyaknya anak usia sekolah dan keterbatasan tenaga pengajar dari tingkat SD-SMA, maka 3 bangunan tersebut terpaksa mengoperasikan 5 sekolah, dengan 2 bangunan melaksanakan 2 shift pagi dan sore. 

Melihat secara langsung kondisi para pengungsi Palestina di lapangan, pihak SPM dan Qupro Indonesia berencana akan datang kembali ke Yordania dan menjadikan misi kemanusiaan ini menjadi program tahunan.

Pernyataan ini  didukung penuh oleh Dubes RI Amman dan berharap agar kalangan selebritas Indonesia lainnya dapat mengikuti jejak Opick dan Dik Doang untuk ikut berpartisipasi dalam mendukung pelaksanaan politik luar negeri melalui diplomasi kemanusiaan. 
 

Artikel Terkait