Nasional

Festival Cap Go Meh Digelar Besok Selasa (19/2), Berikut Ruas Jalan yang Ditutup

Oleh : luska - Senin, 18/02/2019 21:30 WIB

Atraksi Tarian Barong Say.(Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - DKI Jakarta akan menggelar Festival Cap Go Meh, Selasa (19/2/2019). Festival Pecinan ini merupakan rangkaian dari perayaan Tahun Imlek yang akan menampilkan atraksi tarian Barong Say dan indahnya cahaya aneke lampu lampion.

Menyikapi bakal terjadinya kemacetan, Suku Dinas Perhubungan Jakarta Barat akan menutup sementara Jl. Pancoran Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat, pada 19 dan 20 Februari 2019, karena akan digunakan untuk menggelar Festival Pecinan.

Plt Suku Dinas Perhubungan Jakarta Barat Leo Amstrong menyampaikan bahwa selama berlangsungnya Festival Pecinan atau Festival Cap Go Meh, ruas jalan yang ditutup hanya Jl. Pancoran Goldok bagian utara.

"Rencananya penutupan Jl. Pancoran sisi Utara dilaksanakan tanggal 19 Februari pukul 06.00 WIB hingga tanggal 20 Februari pukul 22.00 WIB," ujar Leo di Jakarta, Senin (18/2/2019)

Dijelaskannya arus lalu lintas dari arah Jalan Toko Tiga yang akan menuju Jalan Pancoran dialihkan ke Jl. Pintu Kecil-Jl. Asemka. Sedangkan arus lalu Lintas dari Jl. Pancoran menuju Jl. Toko Tiga Sebrang-Jl. Pintu Kecil normal seperti biasanya.

Sebagai langkah untuk mengantisipasi membludaknya masyarakat yang akan menyaksikan festival, Sudin Perhubungan Jakarta Barat juga telah menyiapkan tiga kantong parkir.

Kantong parkir tersebut berlokasi di Jl. Pintu Besar Selatan, Gedung Pancoran China town di Jl.Pintu besar selatan, dan Gedung Parkir Pasar Jaya Glodok.

Sebagai pengetahuan kita, Cap Go Meh merupakan rangkaian terakhir Perayaan Tahun Baru Imlek. Istilah Cap Go Meh berasal dari dialek Hokkian yang jika diartikan secara harafiah bermakna 15 hari atau malam setelah Tahun Baru Imlek. Apabila dipenggal per kata, kata ‘cap’ memiliki arti 10, sedangkan ‘go’ berarti 5, dan ‘meh’ artinya malam. Kalau di China, Cap Go Meh disebut Festival Yuanxiao atau Festival Shangyuan. Perayaan Cap Go Meh dilakukan untuk memberi penghormatan terhadap Dewa Thai Yi, dewa tertinggi di langit pada zaman Dinasti Han (206 SM- 221 M).

Dulunya, Cap Go Meh dilakukan secara tertutup untuk kalangan istana dan belum dikenal masyarakat awam. Festival tersebut dilakukan pada malam hari, sehingga harus menyediakan banyak lampion dan aneka lampu warna-warni. Lampion dalah pertanda kesejahteraan hidup bagi seluruh anggota keluarga. Makanya, Cap Go Meh kerap disebut Festival Lampion. Ketika pemerintahan Dinasti Han berakhir, barulah Cap Go Meh dikenal oleh masyarakat. Ketika Cap Go Meh, rakyat bisa bersenang-senang sambil menikmati pemandangan lampion yang telah diberi banyak hiasan.

Ketika Cap Go Meh, rakyat akan menyaksikan Tarian Barongsai dan Liong (naga), berkumpul untuk main games penuh teka-teki, dan makan onde-onde. Sepanjang perayaan, tentunya bakal diramaikan oleh kehadiran kembang api dan petasan. Uniknya kata Barongsai bukan berasal dari China, tapi merupakan paduan dari kata ‘barong’ yang merupakan Bahasa Jawa dan kata ‘say’ yang artinya singa dalam dialek Hokkian. Barongsai adalah simbol kebahagiaan, kegembiraan, dan kesejahteraan. Sedangkan Liong dianggap sebagai simbol kekuasaan atau kekuatan. Menurut kepercayaan orang Tionghoa, keluarga akan jadi sangat besar jika anak mereka lahir di Tahun Naga.(Lka)

Artikel Terkait