Nasional

Menhan Ingatkan Purnawirawan Soal Jati Diri TNI

Oleh : Syailendra - Kamis, 21/02/2019 20:01 WIB

Menteri Pertahanan bersama Panglima TNI dan Veterandi acara Simposium yang bertema

Jakarta, Indonews.id - Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu mengingatkan kepada purnawirawan TNI agar kembali ke jati diri TNI dalam mengabdi kepada bangsa dan negara.

"Masih ada purnawirawan yang tidak mau memikirkan Negara lagi. Ironis  Memang, tapi itulah kenyataannya. Mereka ini sudah lupa dengan jati dirinya, dengan adanya TNI, negara ini mendapatkan kemerdekaannya dan dengan adanya TNI, negara ini aman dan damai," kata Menhan di acara Simposium yang bertema "Kembali Ke Jati Diri TNI", di Gedung AH Nasution Kemhan, Jakarta, Kamis (21/2).

 Menhan mengaku bangga dan terharu karena pada acara simposium ini dapat bertatap muka langsung dengan pendiri negara sekaligus pendiri TNI, serta pemegang amanah pewarisan nilai-nilaijJiwa dan semangat perjuangan 1945.

"Beliau-beliau ini adalah pelaku sejarah perjuangan yang mendapatkan amanah dari Tuhan yang Maha Besar untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia," kata Ryamizard.

 Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini menyebutkan, meski usianya sudah diatas 80 dan 90 tahun, namun para sesepuh TNI ini masih terus memikirkan negara.

 "Ini sangat luar biasa karena pada era sekarang ini, sudah tidak ada orang yang berumur diatas 90 tahun yang masih mau memikirkan Negara.  Bapak-bapak ini dengan usia 91, 92 t dan 93 tahun  sudah tidak lagi memikirkan dirinya sendiri dan sudah selesai dengan dirinya. Yang berada dipikirannya hanyalah negara dan TNI, kami bangga," kata Ryamizard.

 Namun, justru berbanding terbalik, generasi yang jauh lebih muda, dibawah usia tidak lagi memikirkan negaralebih memikirkan diri sendiri.    "Ini sangat memalukan," tegas Menhan.

Ryamizard masih ingat Pidato Presiden kelima Indonesia, Megawati Soekarnoputri yang menggetarkan hati tahun 2004 saat dia berkunjung ke Papua yang menyatakan "seribu kali pejabat Gubernur di Papua diganti, Papua tetap disana, seribu kali pejabat daerah dan Bupati Papua diganti Papua tetap disana, tetapi satu kali TNI ditarik dari tanah Papua, besok Papua merdeka".

"Ini merupakan refleksi dan pengakuan betapa pentingnya keberadaan TNI sebagai benang-benang perekat dan pemersatu bangsa," kata Ryamizard.

Menhan menambahkan, demi mengembalikan kesadaran inilah,  keluarga besar TNI, Purnawirawan, dan TNI aktif merasa sangat perlu untuk menyelenggarakan simposium ini.  "Kita berkehendak, apa yang dilakukan bapak-bapak Pendiri bangsa ini harus dapat diturunkan dan dialihkan melalui penyerahan tongkat estafet ke generasi TNI berikutnya," katanya.

 Nilai-Nilai, Jiwa dan Semangat 45 ini akan tetap relevan dan aktual dan harus terus kita pegang teguh dengan terus Menjaga keutuhan NKRI, dengan memegang teguh Pancasila; UUD 45;  Sumpah Prajurit dan Sapta Marga.  Dalam kesempatan itu, Menhan Ryamizard mengatakan sebagai aparat pertahanan dan keamanan negara, TNI perlu terus mengamati berbagai dinamika dan perkembangan situasi nasional dengan seksama di tahun politik ini.

"Karena apabila tidak kita waspadai bersama akan dapat mengimbas serta mempengaruhi stabilitas keamanan nasional kita. Jangan sampai Pemilu ini menjadi pesta demokrasi yang berdarah-darah," tegasnya.

Hal itu, tambah Menhan Ryamizard, jelas menuntut agar TNI senantiasa mengedepankan profesionalisme dalam mengimplementasikan perannya sebagai bagian dari sistem kenegaraan.

Dinamika politik yang sarat dengan kepentingan dan kecenderungan tarik-menarik antar elite politik harus dapat disikapi secara arif untuk menghindari keterjerumusan TNI pada situasi pelik.

“ Oleh karena itu, TNI harus selalu menjaga netralitasnya dan selalu berpegang teguh pada prinsip untuk menempatkan kepentingan negara di atas segala kepentingan demi menjaga tetap kokohnya persatuan dan kesatuan," katanya.

Artikel Terkait