Nasional

Dies Natalis ke-69, GMKI Harus Berdiri di Tengah

Oleh : very - Jum'at, 22/02/2019 13:01 WIB

Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Samarinda memperingati Dies Natalis ke-69 di GPIB Immanuel, sabtu (16/2/2019). (Foto: ist)

Samarinda, INDONEWS.ID -- Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Samarinda memperingati Dies Natalis ke-69 di GPIB Immanuel, sabtu (16/2/2019). Acara Malam puncak GMKI dimulai dengan Ibadah dipimpin Pdt. Markus La’lang S.Th mengangkat renungan dari Pengkhotbah 11:1-8 tentang pedoman-pedoman Hikmat bagi Mahasiswa/i Kristen. Kemudian dilanjutkan dengan upacara organisasi dan pemotongan tumpeng lalu kue ulang tahun GMKI ke-69 tahun, pembagian hadiah dan acara hiburan.

Dibuka oleh Ketua Cabang GMKI Samarinda Arianto Arruan bersama sama dengan jajaran kepanitiaan yang diketuai oleh Musa Tandi panitia bekerja keras agar bisa terselengarakannya dies natalis GMKI ke-69 di Kota Samarinda.

Dalam perayaan kali ini GMKI Samarinda mengadakan berbagai kegiatan terdiri dari kegiatan sosial dilaksanakan di Yayasan Join Adulam Ministry (JAM) dan kompetisi yang terdiri dari lima cabang lomba yaitu Catur, Futsal, Essai, Video Blog dan Vocal Grup yang melibatkan seluruh Mahasiswa Kristen di setiap Perguruan Tinggi dan juga Pemuda/i Gereja tanpa terkecuali untuk berpartisiasi, kompetisi dimulai pada  7 - 16 Februari 2019.

Pada perayaan malam puncak Arianto menyampaikan bahwa dalam waktu dekat GMKI Samarinda akan melaksanakan beberapa kegiatan setelah Dies Natalis yaitu Sekolah Kepemimpinan dan disusul dengan Konferensi Cabang Samarinda mengingat bahwa Badan Pengurus Cabang sudah mendekati masa akhir kepengurusan.

Malam puncak Dies Natalis GMKI ke-69 di Samarinda ini juga dihadiri oleh Kelompok Cipayung Plus Kota Samarinda, yang diwakili oleh Dodi Prabowo. Dalam sambutannya Prabowo menyampaikan ucapan selamat ulang tahun kepada GMKI dan menyuarakan semangat gerakan mahasiswa di Kota Samarinda.

Dr. dr Nataniel Tandirogang, M.Si, yang juga Ketua Ikatan Dokter Indonesia Kalimantan Timur mengatakan bahwa GMK sejatinya adalah organisasi kader yang sudah sangat konsisten mengawal ideologi bangsa bahkan sudah mencetak pemimpin-pemimpin bangsa salah satunya adalah Pendiri GMKI yaitu Dr. Johannes Leimena yang juga merupakan pahlawan nasional, yang diresmikan pad 2010 lalu. Selain itu ada berapa senior yang juga pekerja professional, Menteri dan Anggota Dewan yang serius mengabdikan diri untuk Indonesia.

Nataniel juga berpesan kepada seluruh kader GMKI “Agar tidak terseret dalam politik praktis dan tetap berdiri tegak ditengah-tengah panasnya persoalan Pilpres yang berpotensi mengganggu proses kaderisasi karena pengaruh pilihan politik”.

Sementara itu Ketua umum Pengurus Pusat GMKI Korneles J, Galanjinjinay S.IP dalam sambutannya menjelaskan sekilas sejarah pergerakan mahasiswa khususnya GMKI, seperti yang dituliskan pada pembukaan Anggaran Dasar GMKI dalam perjuangan Nasionalisme dan Oikumenisme.

Korneles juga mengutarakan kritikannya kepada perwakilan Kapolda Kaltim dan Kapolresta Samarinda yang melakukan upaya represifi terhadap kelompok Cipayung di Kota Balikpapan saat menyuarakan permasalahan Kota Balikpapan yaitu banjir dan kasus korupsi yang sangat merugikan Negara.

“Mahasiswa bukan teroris, mahasiswa bukan penjahat, mahasiswa bukan separatis, hentikan tindakan represif polisi terhadap aksi gerakan mahasiswa,” katanya.

Neles, panggilan Korneles, juga mengabsen seluruh organisasi yang tergabung dalam Kelompok Cipayung Plus dengan jargon masing-masing.

Sementara itu Wakil Gubernur Kalimantan Timur H. Hadi Mulyadi,S.si.,M.Si yang turut hadir pada malam puncak acara tersebut membuka sambutan dengan pantun-pantun menarik. Dia menegaskan bahwa mahasiswa saat ini juga harus belajar hidup saling menghargai.

Dia menceritakan tentang masa lalunya dimana keberagaman itu sudah diajarkan kepadanya sedini mungkin. Dikatakannya bahwa dirinya memiliki saudara angkat yang berbeda suku dan agama tetapi dapat hidup rukun dan harmonis bahkan satu rumah bersama orang tuanya.

“Kalau ingin hidup kita tenang, tentram dan damai pandailah memahami keadaan dan saling menghargai serta menghormati,” katanya.

Wagub berpesan agar masyarakat mencontoh Kerajaan Kutai Kartanegara di masa lampau mengenai perbedaan suku dan agama yaitu dengan tidak membeda-bedakan justru memberi tempat tinggal bagi suku-suku dan agama yang datang ke Benua Etam ini.

Pada penutup sambuatannya, Wakil Gubernur menyanyikan dan bermain alat musik drum, yang sangat mengejutkan seluruh tamu undangan. Malam puncak Dies Natalis GMKI ditutup dengan Foto bersama.

Malam puncak Dies Natalis GMKI ke-69 di Samarinda juga dihadiri oleh Kapolda Kaltim yang diwakili AKBP Christmas, SIK, didampingi Kapolresta Samarinda Kombes. Pol. Vendra Riviyanto, MH, Ketua Umum MPH PGIW Kaltim Analita Migang M.Div, Kowil VI PP GMKI Saiduani Nyuk S.sos, Ketua Cabang GMKI Balikpapan, Ketua cabang GMKI Jakarta dan PHMJ GPIB Immanuel. (Very)

Artikel Terkait