Politik

Menhan : Sebagai Pemimpin Negara, Presiden Jokowi Harus Dihormati

Oleh : Ronald - Selasa, 05/03/2019 12:25 WIB

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu merespons kondisi politik terkini saat rapat koordinasi dan evaluasi pelaksanaan bela negara di perguruan tinggi. Menurutnya, Kepala Negara kerap disudutkan oleh isu apapun.

Jakarta, INDONEWS.ID - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyayangkan terkait penangkapan politisi dari Partai Demokrat yang diamankan oleh polisi karena kedapatan menggunakan narkoba di sebuah hotel di bilangan Jakarta Barat, pada Minggu (3/3/2019) lalu.

Dirinya pun menyayangkan dengan adanya penangkapan itu, tak sepatutnya presiden disalahkan atas semua hal. Sebagai pemimpin bangsa, seharusnya Presiden Joko Widodo harus dihormati.

Hal ini diungkapkannya ketika merespons kondisi politik terkini saat rapat koordinasi dan evaluasi pelaksanaan bela negara di perguruan tinggi. Menurutnya, Kepala Negara kerap disudutkan oleh isu apapun.

"Sekarang sedikit-sedikit Pak Jokowi, enak saja," kata Ryamizard di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Selasa, (5/3/2019).

Dirinya mengamati, jika suatu hal terjadi dan merugikan suatu golongan, maka Jokowi kerap disalahkan. Sementara ketika ada pembangunan yang sukses, kinerja Jokowi dinafikan.

Ryamizard tegas membela Jokowi sebagai kepala negara. Ia tak ingin masuk ke framing politik pemilihan presiden.

"Bukan apa-apa, saya bukan kampanye, saya enggak suka politik praktis, saya politiknya NKRI. Itu harga mati buat saya," kata Ryamizard.

Terakhir, ia juga menyinggung pengkotak-kotakan jenderal menjelang pilpres. Menurutnya, hal itu merusak semangat persatuan di kalangan purnawirawan TNI.

Ryamizard mengimbau mereka menyadari hal tersebut dan tak menggadaikan persaudaraan TNI demi politik.

"Ada jenderal sana, jenderal sini. Kembali ke jati diri TNI-lah. Masa gara-gara politik berkelahi, merusak silaturahmi," tandas dia.

Tidak hanya rakor evaluasi bela negara yang dibahas dalam rakor ini, Ryamizard juga menyinggunh pembahasan paham radikal yang disusupkan ke siswa. Hal tersebut harus menjadi perhatian semua pihak. (rnl)

 

Artikel Terkait