Nasional

Boeing 737-8 MAX yang Mengkhawatirkan

Oleh : luska - Senin, 11/03/2019 23:55 WIB

Pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh saat 5 menit setelah lepas landas pada Minggu (10/3/2019).(Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Dunia pennerbangan international kembali dihantui dengan jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines yang berjenis Boeing 737 MAX 8 pasa Minggu (10/3/2019) pagi.

Pesawat Ethiopian Airlines ET 302 dengan rute Bandara Bole, Addis Ababa menuju Bandara Nairobi, Kenya lepas landas pada pukul 08.38 waktu setempat. Pada pukul 08.44, pesawat kehilangan kontak dengan menara pengawas. Pesawat jatuh di Kota Bishoftu, sekitar 62 kilometer dari Addis Ababa, Ethiopia. Menurut Flightradar24, pesawat memiliki kecepatan vertikal yang tidak stabil sesaat setelah lepas landas. Jatunhnya pesawat Ethiopian Airlines tersebut merenggut nyawa 149 penumpang dan 8 kru pesawat Ethiopian Airlines.

Alur jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines tersebut ada kemiripaan dengan jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh setelah 15 menit lepas landas, dimana pesawat naas tersebut jatuh di Perairan Tanjung Kerawang. Jarak jatuhnya antara kedua pesawat naas Lion Air dengan Ethiopian Airlines tersebut hanya berselang 6 bulan.

Otoritas penerbangan Tiongkok menyebut kecelakaan yang melibatkan pesawat Boeing 737 MAX 8 telah terjadi dua kali dalam kurun waktu kurang dari enam bulan, ada kemiripan dalam kasus ini, dimana kedua kecelakaan terjadi setelah lepas landas.

Untuk menkaji lebih dalam Administrasi Penerbangan Sipil Tiongkok menerapkan larangan terbang untuk seluruh pesawat Boeing 737 MAX pasca kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines. Keputusan ini dilakukan sebagai wujud ketegasan pemerintah Tiongkok yang tidak memberikan toleransi terhadap risiko keamanan transportasi udara.

Pelarangan sementara diterbangkannya pesawat berjenis Boeing 737-8 MAX ini juga diterapkan di Indonesia, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengambil langkah dengan melarang terbang untuk sementara waktu jenis Boeing 737-8 MAX di Indonesia.

Melalui keterangan tertulisnya kepada wartawan, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B Pramesti mengatakan langkah tersebut diambil lantaran jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines berjenis Boeing 737-8 MAX.

"Salah satu langkah yang akan dilakukan oleh Ditjen Hubud adalah melakukan inspeksi dengan cara larang terbang sementara (temporary grounded), untuk memastikan kondisi pesawat jenis tersebut laik terbang (airworthy) dan langkah tersebut telah disetujui oleh Menteri Perhubungan,” kata Polana, Senin (11/3/2019)

Diterangkan Polana, inspeksi akan dimulai secepatnya mulai Selasa, 12 Maret 2019 besok. Apabila ditemukan masalah pada saat inspeksi, maka pesawat tersebut akan dilarang terbang sementara sampai dinyatakan selesai oleh inspektur penerbangan.

Sejauh ini pengawasan untuk pengoperasian pesawat jenis Boeing 737-8 MAX sudah dilakukan sejak 30 Oktober 2018 lalu pasca kecelakaan Lion Air JT610 PK-LQP.

Polana menegaskan pihaknya terus berkomunikasi dengan Federal Aviation Administration (FAA) untuk memberikan jaminan bahwa seluruh pesawat Boeing 737-8 MAX yang beroperasi di Indonesia laik terbang.

FAA telah menerbitkan Airworthiness Directive yang juga telah diadopsi oleh Ditjen Hubud dan telah diberlakukan kepada seluruh operator penerbangan Indonesia yang mengoperasikan Boeing 737-8 MAX.

Saat ini, maskapai yang mengoperasikan pesawat jenis tersebut adalah PT Garuda Indonesia Tbk sebanyak satu unit dan PT Lion Air sebanyak 10 unit.

FAA menyampaikan akan terus berkomunikasi dengan Ditjen Hubud sekiranya diperlukan langkah lanjutan guna memastikan kondisi airworthy (laik terbang) untuk Boeing 737-8 MAX.

Menanggapi hal tersebut, maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia langsung menghentikan sementara (temporary grounded) operasional pesawat jenis Boeing 737-8 Max sejak Senin (11/3/2019) sore.

Hal ini sebagai tindak lanjut dari Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan perihal temporary grounded untuk pelaksanaan inspeksi atas seluruh B737MAX yang beroperasi di Indonesia.

"Maka Garuda Indonesia akan melakukan grounded atas pesawat B 737 Max (hanya satu unit) sejak sore ini (11 Maret 2019) sampai pemberitahuan lebih lanjut," kata Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia M Ikhsan Rosan dalam keterangan tertulisnya.

Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Ashkara Danadiputra sebelumnya mengatakan menunggu arahan pemerintah untuk bertindak lebih jauh terkait dengan pengoperasionalan pesawat Boeing 737 Max 88 pascakecelakaan pada pesawat jenis yang sama yang dioperasikan oleh Ethiopian Airlines.

Garuda Indonesia menunggu instruksi khusus dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) apabila harus mengandangkan pesawat Boeing 737 Max 8.

"Kita masih menunggu perkembangan dan khususnya arahan dari regulator/Kemenhub," kata Ari.

Selain itu Garuda Indonesia menyatakan terus berupaya mengedepankan komitmen dan budaya keamanan dalam seluruh lini operasionalnya. Hal tersebut sejalan dengan value aspek safety sebagai core operasional perusahaan yang sudah tertanam dalam budaya kerja jajaran karyawan dan lini operasional Garuda Indonesia.

Selama ini Garuda juga secara berkelanjutan terus melaksanakan prosedur inspeksi extra serta pemeriksaan berkala lanjutan terhadap fitur-fitur vital penunjang kelaikan armada seperti airspeed, altitude system, flight control system,hingga stall management system dengan catatan hasil inspeksi no fault found (dengan hasil baik). Demikian juga training terhadap pilot yang secara rutin berkala melaksanakan proficiency check di simulator B 737 Max.

Perseroan juga terus melaksanakan close review dan berkoordinasi intensif dan memberikan regular report sejak Oktober tahun lalu dengan regulator dalam hal ini Direktorat Jenderal Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU).

Selain itu perseroan juga memberikan saran dalam menyikapi adanya insiden penerbangan yang melibatkan armada Boeing 737 Max 8, khususnya dalam memastikan aspek mitigasi dan kebijakan preventif terhadap tata kelola keamanan armada Boeing 737 Max 8 tetap terjaga.(Lka)

Artikel Terkait