Internasional

Konferensi Tingkat Menteri OKI, Indonesia Mengutuk Aksi Terorisme Di Selandia Baru

Oleh : Ronald - Jum'at, 22/03/2019 21:31 WIB

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Retno mengatakan, Indonesia mengutuk keras aksi yang disebut sebagai tidakan terorisme itu.

Jakarta, INDONEWS.ID - Indonesia yang diwakili oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, menyampaikan kecamannya terhadap serangan di Kota Christchurch, Selandia Baru yang terjadi pekan lalu di Konferensi Tingkat Menteri Darurat Organisasi Kerja Sama Islam (KTM Darurat OKI) di Istanbul, Turki, Jumat (22/3/2019).

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Retno mengatakan, Indonesia mengutuk keras aksi yang disebut sebagai tidakan terorisme itu.

"Indonesia mengutuk keras aksi terorisme yang terjadi di Masjid Al Nour dan Linwood di Christchurch, Selandia Baru,” tegas Retno Marsudi ketika menyampaikan tujuh pesan kunci Indonesia pada KTM Darurat OKI.

Dalam pertemuan ini, agenda yang dibahas adalah tragedi penembakan masjid di Christchurch serta upaya OKI menangkal ujaran kebencian kepada umat Muslim.

Pada kesempatan ini, Menteri Retno memberikan tujuh pesan pernyataan dimana satu pesan pertamanya adalah bahwa Indonesia mengutuk keras aksi terorisme yang terjadi di Kota Christchurch, Selandia Baru.

Sementara pada pesan kedua, Retno Marsudi juga menegaskan kecaman terhadap pernyataan yang dikeluarkan oleh Senator Fraser Anning dari Australia. Pernyataan Senator Anning dinilai tidak bertanggung jawab, menyakitkan dan ofensif.

Sedangkan pesan kunci yang ketiga, Menteri Retno menyampaikan bahwa sebagai anggota Dewan Keamanan PBB, Indonesia bersama Kuwait telah menginisiasi press statemen DK PBB  mengecam keras tragedi Christchurch yang merenggut sejumlah korban jiwa, termasuk Warga Negara Indonesia.

Pesan keempat, Menteri Retno menyampaikan bahwa serangan di Christchurch mengingatkan semua bahwa tidak ada negara yang imun terhadap terorisme. Serangan Christchurch juga merupakan testamen masih kurangnya pemahaman publik bahwa Islam adalah agama yang damai.

"Kita harus mencegah agar pemikiran 'clash ofcivilizations' tidak terjadi," tegas Menlu Retno.

Di pesan kelima, Indonesia menyampaikan bahwa OKI harus memperkuat nilai-nilai toleransi. Perdamaian hanya dapat dibangun dengan fondasi toleransi yang kuat.

Untuk pesan keenam, OKI perlu memperkuat upaya mempromosikan international faith dialogue. Dan pada pesan terakhir, yang ketujuh, mengingat banyak kepentingan Ummah yang sedang menghadapi tantangan, maka OKI harus bersatu dalam menangani tantangan Ummah, termasuk opresi yang terus terjadi terhadap bangsa Palestina.

Selain dari tujuh butir pesan tersebut, Menteri Retno mengingatkan agar OKI dapat meningkatkan komitmen untuk menggunakan OIC Contact Group for Peace andDialogue sebagai platform untuk menangani Islamphobia dan bentuk diskriminasi lain yang dihadapi Ummah.

Sebagai penutup, Retno Marsudi mengharapkan agar OKI dapat terus menjalankan peran sebagai penjuru Utama penyebaran Islam yang damai.

KTM Darurat OKI yang bertajuk “OIC Open Ended Executive Committee Emergency Ministerial Meeting On The Recent Terrorist Attack Against Two Mosques In New Zealand And Countering Hatred Against Muslims” ini diselenggarakan di Istanbul pada 22 Maret 2019. KTM didahului dengan pertemuan pada level Pejabat Tinggi pada 21 Maret 2019.

Pada pertemuan ini, Turki bertindak sebagai pimpinan sidang dalam kapasitasnya sebagai Ketua Komite Eksekutif dan Islamic Summit OKI pada periode ini

Selain anggota OKI, hadir dalam KTM darurat OKI tersebut Menlu Selandia Baru, Winston Peters. Dalam pernyataannya, Menlu Winston Peters menyampaikan bahwa seluruh masyarakat negaranya berduka dan mengecam serangan teroris di kedua masjid minggu lalu.

Ia juga menghargai dukungan dan solidaritas dunia Islam untuk Selandia Baru. Peters menyampaikan berbagai langkah yang telah dan akan diambil Selandia Baru termasuk memperketat aturan kepemilikan senjata api. (rnl)

 

Artikel Terkait